RENGAT (RIAUPOS.CO) – Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) menggelar yasinan dan doa bersama secara sederhana di Kediaman Bupati Inhu Jalan Ahmad Yani Rengat, Senin (4/12). Kegiatan tersebut sebagai bagian mengenang tragedi pembunuhan massal di Kota Rengat 5 Januari 1949 lalu.
Yasinan dan doa bersama yang dipimpin langsung Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Inhu, Drs H Abdul Kadir dan dihadiri anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), pejabat dilingkungan Pemkab Inhu, pemuka masyarakat, anak yatim piatu serta anak Bupati Tulus Nini Turaiza dan Tuhilwi beserta cucu dan cicit Bupati Tulus.
Lantunan ayat-ayat suci Alquran beserta doa dipanjatkan seiring memohon kepada Allah SWT agar para pejuang korban peristiwa Rengat Berdarah 5 Januari 1949 mendapatkan tempat yang layak disisi-Nya.
“Kegiatan yasinan dan doa bersama ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan tepat dimalam sebelum peringatan tragedi Rengat bersejarah,” ujar Penjabat Bupati Inhu H Kasiarudin SH.
Melalui kegiatan tersebut sambungnya, untuk mengenang para pejuang yang gugur pada peristiwa tersebut. Bahkan, diharapkan melalui kegiatan ini segala kebaikan dapat peroleh demi meneruskan perjuangan dalam mengisi pembangunan di Kabupaten Inhu.
Menurut Penjabat Bupati Inhu, peristiwa bersejarah ini sendiri juga telah tercatat dalam dokumen resmi sebagai bagian dari sejarah nasional perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Dimana pada saat itu Rengat menjadi salah satu wilayah yang menjadi sasaran kekejaman penjajah Belanda pada agresi militernya yang ke-2.
Usai pelaksanaan Yasinan pada malamnya, sejumlah kegiatan diantaranya pelaksanaan upacara peringatan yang digelar didepan tugu Agresi Rengat, tabur bunga di Sungai Indragiri serta ziarah ke Taman Makam Pahlawan Indra Bhakti Pematang Reba menjadi kegiatan yang akan dilaksanakan Pemkab Inhu dalam rangka peringatan tragedi 5 Januari 1949 tersebut.
Tragedi Rengat bersejarah juga menjadi perhatian sejarawan muda asal Belanda Anna Lodt untuk melakukan penelitian sekaligus melengkapi tulisannya di Kota Rengat, Kabupaten Inhu.
“Sejarawan Belanda ini juga bertemu sejumlah pihak guna mengumpulkan data serta melakukan wawancara kepada keluarga korban tragedi bersejarah tersebut,” terang Penjabat Bupati.(kas)