TASIK PUTRI PUYU (RIAUPOS.CO) — Sejumlah warga di Kecamatan Tasik putri Puyu mengaku kebingungan akibat banyaknya variasi dalam pemasangan instalasi listrik rumah. Pasalnya tidak semua sama, mulai dari Rp2,5 juta sampai Rp3,5 juta.

“Kami jadi kebingungan karena tarif instalasi beserta meteran terjadi perbedaan di masing-masing desa. Hal ini tentunya membingungkan masyarakat sebagai calon pelanggan,” ujar Pauzi, warga Desa Tanjung Pisang kepada wartawan, Ahad (5/12).

Untuk diketahui, pemasangan instalasi listrik tersebut menyusul penambahan kapasistas mesin pembangkit listrik tenaga mikro gas (PLTMG) di Desa Bagan Melibur, Kecamatan Merbau.

Sehingga selain memperluas jaringan listrik ke masyarakat juga PLTMG tersebut akan menghidupkan listrik masyarakat siang dan malam atau 24 jam nantinya.

“Seperti halnya di Desa Mengkopot, instalasi ditetapkan sebesar Rp2,5 juta untuk meteran 900 kwh. Sedangkan di desa tetangganya yakni Mengkirau, tarif untuk sebuah meteran lengkap instalasi dipatok oleh biro sebesar Rp3,5 juta. Di desa kami (Tanjung Pisang, red) sebesar Rp2,7 juta setiap rumah,” sebutnya.

Oleh karena itu dirinya mengharapkan kepastian dan ketetapan harga sesuai standar ketentuan yang berlaku. Sehingga masyarakat tidak akan dirugikan nantinya.

Kepala Ranting PLN Selatpanjang Doddy Prariyadi yang dikonfirmasi, Ahad (5/1) menegaskan bahwa dalam pemasangan instalasi bukan ranah pihak PLN lagi, tapi adalah pihak ketiga.

Jika memang ada varian tarif harga pihaknya juga tidak tahu menahu.

Meski begitu ia menegaskan lagi kecuali jika yang melakukan pemasangan instalasi itu adalah pagawai PLN. Jika memang ada maka ia akan membuat teguran keras. Sebab pegawai PLN tidak dibenarkan mengambil pekerjaan pemasangan instalasi listrik di rumah warga.

“Tak tahu kalau pegawai out sourcing dari PLN. Yang jelas kalau pegawai yang mengerjakan instalasi listrik, tidak diperboleh kan. Kalau nanti ada bisa dikabari saya. Yang jelas pemasangan instalasi diserahkan kepada pihak ketiga,” kata Doddy.(amy)