Tenas: Melayu Budaya Terbuka

Riau | Rabu, 05 Desember 2012 - 10:36 WIB

PEKANBARU (RP)- Budayawan Melayu Riau, H DR (HC) Tenas Effendy mengatakan, kalau Melayu adalah sebuah budaya yang terbuka terhadap peradaban lain.

Gambaran ini sudah ditunjukkan sejak dulu hingga sekarang. Karena keterbukaannya itu, banyak orang yang datang ke Bumi Melayu.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Namun mereka yang datang tetap menjunjung tinggi pepatah, “Di mana Bumi dipijak di situ langit dijunjung”.

Ketika orang Melayu merantau, dia akan mencari keluarga. Tapi sekarang tidak, para pendatang tidak lagi menyantuni adat dan istiadat di bumi Melayu. Justru sudah “menjarah”.

Hal ini diungkapkan Tenas Effendy saat menyampaikan orasi ilmiahnya tentang nilai-nilai tradisi kebudayaan Melayu dalam dialog budaya Melayu yang dilaksanakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Selasa (4/12) di Hotel Premiere Pekanbaru.

Tatanan yang tinggi itu, sudah banyak yang bergeser di dalam kehidupan masyarakat. Tenas juga mencontohkan bagaimana orang Melayu menghargai fungsi hutan tanah.

Orang Melayu menghargai fungsi hutan sebagai sumber nilai-nilai budaya. Karakter orang bisa diperbandingkan dengan pepohonan di hutan. “Ada yang lurus, bengkok dan bercabang-cabang,” ujarnya.

Hutan Tanah juga berfungsi sebagai sumber nafkah dan ekonomi. Tetapi sekarang dikomersilkan sebagai sumber nafkah dan ekonomi.

Karena itu, Lembaga Adat Melayu Riau menyiapkan program masuk sekolah. Ini dimaksudkan untuk menanamkan nilai-nilai kebudayaan Melayu pada anak usia dini dan generasi muda.

Dalam diskusi ini, hadir pula pakar sejarah budaya Melayu Bondan Kanamuyoso dan Bisri Effendi yang sama-sama alumnus doktor di sejarah Netherland (Belanda). Kedua pakar ini setuju kalau sejak dulu orang-orang Melayu sudah banyak bersentuhan, berkomunikasi dengan orang luar.

Masyarakat Melayu rata-rata berdiam di wilayah perairan. Mulai di sekitar Perairan Laut Jawa, Cina Selatan hingga Samudera Hindia dan Selat Malaka.

Ini menandakan kalau orang Melayu sangat akrab dengan wilayah perairan yang menjadi pusat perdagangan.(dac)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook