Banjir, Sebagian Sekolah Diliburkan

Riau | Senin, 05 November 2018 - 17:30 WIB

Banjir, Sebagian Sekolah Diliburkan
Berbincang: Bupati Rohil H Suyatno AMp berbincang dengan warga yang berada di tenda karena dampak banjir yang terjadi di Kecamatan Pekaitan, kemarin.

ROHIL (RIAUPOS.CO) - SEBANYAK 22 lembaga pendidikan atau sekolah dari jenjang PAUD hingga SMA di kecamatan Pekaitan terkena banjir, akibatnya sebagian siswa terpaksa diliburkan.

Baca Juga :Dirikan Tenda Tanggap Darurat di Wilayah Banjir

“Ya ada sekitar 22 sekolah terkena banjir semua, dengan jumlah siswa 1000 lebih,” kata Koordinator Wilayah (Korwil) Pendidikan Kecamatan Pekaitan, Mawardi, Ahad (4/11). Dari jumlah itu terangnya sebagian besar libur karena mengantisipasi terjadinya hal yang tak diinginkan pada siswa apalagi ketinggian air sejauh ini belum berkurang.

Sementara dalam beberapa hari belakangan, hujan masih terjadi yang dikhawatirkan berdampak pada bertambahnya ketinggian permukaan air. Mawardi menegaskan pihaknya belum bisa memastikan sampai kapan siswa di kecamatan tersebut bisa diaktifkan kembali mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) secara normal seperti biasanya.

“Belum bisa dipastikan, begitu banjir kemarin sejak 28 Oktober sampai sekarang sudah diliburkan sebagian. Sementara kondisinya belum memungkinkan, memang sebelumnya sempat surut, tapi belakangan hujan turun lagi dan membuat ketinggian bertambah terpaksa libur diperpanjang,” katanya.

Kebanyakan yang diliburkan secara penuh untuk sekolah di bagian utara Kecamatan Pekaitan, yang merupakan paling terdampak banjir. Sementara sebagian sekolah terangnya tetap ada yang berusaha menjalankan aktifitas KBM seperti SMP Negeri 2 Pekaitan.

 

Hal itu dibenarkan Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 2 Pekaitan Jumri Mahmrum kemarin. Untuk kegiatan belajar dipindahkan ke gudang Bulog yang ada di daerah tersebut, yang relatif aman dari banjir.

“Karena KBM di lokal tidak memungkinkan, ketimbang siswa tidak belajar atau kelamaan libur, makanya dibuat saja kelas darurat,” katanya. Pada tempat tersebut, terangnya seluruh siswa yang berjumlah 165 anak digabunngkan menjadi satu namun dipisahkan dengan dinding penyekat.(adv)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook