PENDEKATAN PERSUASIF POLRES MERANTI

Hampir Tabrak Kapolres, Pemabuk Dihukum Menulis

Riau | Selasa, 05 November 2013 - 10:53 WIB

Laporan AHMAD YULIAR, Selatpanjang ahmad-yuliar@riaupos.com

Bukannya dipukul, ditampar atau dikerangkeng di dalam jeruji besi, Susanto (28), seorang pemuda yang hampir menabrak Kapolres AKBP Zahwani Pandra Arsyad saat sedang mabuk malah disuruh menulis, Senin (28/10) lalu.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Warga Jalan Merbau Gang Buntu, Selatpanjang Kota itu dihukum untuk menulis kalimat ‘’Saya mohon maaf telah berbuat kurang terpuji terhadap masyarakat Kota Selatpanjang’’.

Barisan kalimat tersebut ditulis sebanyak 80 halaman buku double polio dan harus bolak balik. Untuk menyelesaikan tugas tersebut, Susanto menghabiskan waktu selama tiga hari.

‘’Dari pada dipukul sama anggota tentunya bisa berakibat fatal dan akhirnya simpati masyarakat pada kita juga akan berkurang. Lebih baik dilakukan penyadaran dengan cara ini,’’ kata Kapolres Meranti, sambil menunjukkan sebuah buku yang telah selesai ditulis Susanto.

Proses pemberian hukuman pada Susanto, kata Pandra, juga diketahui oleh berbagai pihak. Mulai dari ketua RT, Ketua Persatuan Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kepulauan Meranti karena Susanto sendiri beretnis Tionghoa dan istrinya sendiri.

‘’Jadi kita koordinasi dengan RT, istrinya dan Ketua PSMTI Meranti dengan membuat surat pernyataan,’’ ungkap mantan Ajudan Kapolri Sutanto itu.

Setelah ada persetujuan dari berbagai pihak, Susanto pun mulai menulis di Mapolres Kepulauan Meranti, Jalan Pembangunan I Selatpanjang.

Selama tiga hari penyadaran tersebut, Susanto tetap diizinkan pulang ke rumah pada malam harinya dan pada jam-jam mandi. Esok harinya dilanjutkan hingga semua halaman buku double polio tersebut penuh.

‘’Sebenarnya dia bisa saja lari dan anggota tidak akan mencarinya. Tapi tampaknya dia memang benar-benar sadar telah melakukan kesalahan dan tampak benar-benar ikhlas menjalani hukumannya,’’ kata Pandra.

Pendekatan persuasif yang dilaksanakan memang menjadi strategi utama AKBP Pandra dalam memimpin Polres Kepulauan Meranti, mengingat daerah ini sebagai daerah baru yang sedang berkembang dan tahun pertama operasional Polres.

‘’Jadi langkah ini dinilai sangat cocok kita laksakan di Meranti. Kita juga intens berkoordinasi dengan pemkab, tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda dan berbagai unsur. Sehingga setiap permasalahan bisa diselesaikan dengan baik. Tapi tentunya tidak berarti Polres tidak tegas, setiap tindak pidana tetap kita proses sesuai hukum yang berlaku,’’ kata perwira yang pernah menimba ilmu di FBI Amerika Serikat itu.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook