Laporan EKA GUSMADI PUTRA, Pekanbaru ekagusmadi@riaupos.co
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melalui Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) menemukan adanya pemalsuan data atau biasa disebut proposal fiktif pencairan dana bantuan sosial (bansos) untuk rumah ibadah.
Tahun ini diketahui terdapat sekitar 1.600-an penerima dana bansos rumah ibadah yang sudah diverifikasi. Dengan menurunkan tim untuk mengecek langsung ke lapangan, Biro Kesra menemukan beberapa proposal yang sudah diseleksi tersebut terbukti tidak ada rumah ibadahnya.
“Setelah tim turun mengecek ke lapangan, ada tiga rumah ibadah yang tidak ditemukan. Sementara proposalnya ada. Indikasi pemalsuan seperti ini yang terus kita waspadai,” tegas Kepala Biro Kesra Setdaprov Riau Syahrial Abdi saat berbincang dengan Riau Pos, Kamis (3/10).
Selain itu, Syahrial mengungkapkan memang ada beberapa proposal lainnya yang juga fiktif. Sehingga instansi terkait saat ini sudah memisahkan data proposal yang terbukti fiktif dengan yang sedang diproses pencairan.
“Selain itu juga ada proposal berbeda namun rumah ibadahnya sama. Bahkan sampai tiga berkas, ini yang juga kami antisipasi,” sambungnya.
Indikasi adanya pemalsuan memang diketahui Biro Kesra dalam penyerahan dana bansos rumah ibadah. Karenanya mulai tahun ini terus dilakukan pengecekan langsung ke lapangan sehingga ditemukan beberapa proposal fiktif.
Evaluasi juga diakui Syahrial akan terus dilakukan hingga penyerahan dana bansos bisa berjalan dan terlaksana sesuai dengan aturan hingga sampai pada penyaluran yang tepat.
Terkait realisasi pencairan rumah ibadah yang dilakukan di Biro Keuangan, Syahrial sebutkan sudah berjalan sampai 48 persen atau sekitar 700-an lebih. Ia berharap hingga jelang tutup tahun nanti sudah bisa dilaksanakan sampai 95 persen.(yls)