PORTO ALEGRE (RIAUPOS.CO) -- Publik sepakbola Peru bersuka ria. Setelah menunggu lebih dari empat dekade atau tepatnya 44 tahun, La Blanquirroja akhirnya kembali sukses menembus final Copa America. Sebelumnya Peru hadir di partai puncak turnamen terakbar Benua Latin itu pada edisi 1975.
Peru berhasil memenangi El Clasico Del Pacifico pada babak semifinal Copa America 2019 kemarin (4/7) di Arena do Gremio. Peru membekuk Cili 3-0 lewat gol Edison Flores menit ke-21, Yoshimar Yotun (38’), dan Paolo Guerrero (90+1’).
Pelatih Peru Ricardo Gareca setelah pertandingan mengatakan timnya terkuras secara fisik dan mental untuk sampai di final ini. Di partai puncak Copa Amerika akan berlangsung Senin (8/7) dini hari mendatang di Estadio do Maracana, Peru akan menantang tuan rumah Brasil.
“Saya rasa kami berada dalam kondisi terbaik dalam perjalanan menuju final ini. Kami harus berhati-hati dan mempersiapkan diri selalu siap untuk kondisi apapun,” tutur Gareca kepada ESPN Deportes.
ESPN Deportes menulis melejitnya performa Peru dalam empat tahun belakangan tak lepas dari tangan dingin Gareca. Pelatih berjuluk El Flaco tersebut berhasil mengubah gaya bermain Peru sekaligus meregenerasi pemain.
Sejak bergabung dengan Peru pada Februari 2015 lalu Gareca membuat Peru jadi tim yang bukan lagi memainkan sepak bola dengan umpan-umpan panjang. Pelatih 61 tahun ini mendoktrin pemain-pemain Paru untuk lebih konfiden melakukan umpan-umpan pendek dan mengontrol permainan.
Kemudian sebagai pelatih yang sudah dua dekade berkecimpung sebagai arsitek tim, Gareca punya gaya kebapakan dalam melakukan pendekatan dengan pemain. Gareca punya kebiasaan berbicara empat mata dengan para pemainnya. Bukan cuma soal teknik permainan namun juga soal karir dan masa depan.
Seperti pengakuan gelandang serang Peru Chriistian Cueva. Dalam wawancara dengan La Nacion, Cueva dibentuk sebagai gelandang yang tak hanya apik dalam menyerang. Namun juga harus berjibaku berebut bola.(dra/jpg)