IMIGRAN TOLAK MASUK RUDENIM

Berteriak Histeris dan Hadang Mobil Polisi

Riau | Selasa, 05 Juni 2012 - 10:27 WIB

PEKANBARU (RP) - Pemindahan 33 imigran gelap asal Palestina dan Irak dari Nusa Tenggara Barat (NTB) ke Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Pekanbaru diwarnai kericuhan, Senin (4/6).

Para imigran menolak tinggal di Rudenim setelah melihat kondisi kamar yang disiapkan untuk mereka. Protes dengan berteriak histeris hingga menghadang mobil polisi mereka lakukan dalam aksi tersebut.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Imigran yang tiba sekitar pukul 12.15 WIB ini sedianya akan menjadi penghuni Rudenim setelah lebih kurang 43 hari tinggal di Mataram, NTB.

Mereka dibawa ke Pekanbaru setelah ditangkap saat masuk ke Indonesia tanpa identitas yang jelas melalui laut dan udara.

Permasalahan timbul saat mereka tiba di Pekanbaru. Apa yang dijanjikan oleh pihak Imigrasi NTB ternyata tidak sesuai dengan apa yang didapati mereka.

‘’Dari Mataram kami dibilang akan dibawa ke Jakarta untuk tinggal di sebuah rumah. Ternyata saat di bandara saya lihat, Jakarta hanya transit saja, kami dibawa ke Pekanbaru,’’ ujar salah seorang imigran, Hasan (40) asal Irak.

Penolakan imigran untuk tinggal di Rudenim Pekanbaru ditunjukkan dengan cara yang cukup dramatis. Pantauan Riau Pos, anak-anak dan perempuan yang ikut dalam rombongan ini tampak berteriak-teriak histeris.

Dalam Bahasa Inggris mereka menceritakan bagaimana keluarga mereka dibantai oleh Israel di tanah kelahiran mereka, Palestina. ‘’Dua orang adik saya, tewas dalam setahun di sana,’’ ujar seorang ibu dari rombongan ini.

Seorang imigran lainnya, Ahmed mengatakan, Rudenim ini terlihat seperti penjara. ‘’Mereka bilang di sini bebas, padahal ini penjara,’’ ujarnya gusar.

Setelah cukup lama protes dan tak digubris, aksi penolakan mereka mengarah kepada perbuatan yang cenderung nekad.

Saat satu mobil truk polisi yang membawa mereka ke Rudenim akan pergi, salah seorang dari mereka langsung duduk di tengah jalan untuk menghalangi jalannya mobil itu.

Hal ini lalu diikuti oleh imigran gelap lain hingga jalan di depan Rudenim benar-benar tertutup oleh mereka. Alhasil, petugas yang akan membawa keluar mobil itu harus mengurungkan niatnya.

Kasubag Biro Ops Polda NTB, Kompol Dewa Made Sidan, perwira yang bertugas mengawal pemindahan imigran dari Mataram mengatakan, pihaknya hanya bertugas mengantarkan dari NTB ke Pekanbaru.

‘’Dari hotel wisata di sana. Sampai di sini dalam keadaan aman. Kita ngawal sesuai surat perintah Kapolda NTB,’’ ujar Kompol Dewa.

Dijelaskannya, 33 orang ini mayoritas warga negara Palestina, sementara enam di antaranya warga Irak. ‘’Kita kawal dengan 34 personil,’’ lanjutnya.

Kompol Dewa mengungkapkan, NTB memang sering menjadi jalur lintas para imigran ini yang ingin mencari suaka ke Australia.

Belum diperoleh keterangan resmi mengenai permasalahan ini dari Rudenim Pekanbaru. Rudenim sendiri dari penuturan salah seorang pegawai sebenarnya sudah menyiapkan delapan kamar untuk delapan keluarga yang baru tiba ini.

‘’Tapi mereka yang menolak untuk tinggal di sini,’’ ujar salah seorang pegawai.(ali)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook