Laporan Juprison, Teluk Kuantan juprison@riaupos.co
Upaya mendukung kebersihan lingkungan yang dilakukan SMKN 2 Teluk Kuantan, akhirnya membuahkan hasil dengan meraih sekolah Adiwiyata tingkat nasional.
Penghargaannya akan diberikan Menteri Lingkungan Hidup, hari ini, Selasa (5/6) di Jakarta.
Kepastian penghargaan sekolah yang berstatus Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) ini berdasarkan surat dari Kementerian Lingkungan Hidup nomor 5643 tanggal 2 Juni 2012.
Kepala SMKN 2 Teluk Kuantan Drs Arman Yulis MM kepada Riau Pos, Senin (4/6), mengatakan, penghargaan yang diberikan Kementerian Lingkungan Hidup tersebut cukup layak diberikan kepada SMKN 2 Teluk Kuantan.
Pasalnya, upaya kebersihan lingkungan sekolah telah dilakukan pihaknya beberapa tahun sebelumnya.
“Ini adalah buah hasil dari sidak semua stakeholders di sekolah yang telah dilakukan secara bersama-sama dari dulu. Selain itu perhatian dari Pemkab Kuantan Singingi terhadap sekolah ini juga sangat membantu,” ujar Arman Yulis.
Ditambahkan mantan Kepala SMKN 1 Benai ini, sebelum menetapkan SMKN 2 Teluk Kuantan meraih Adiwiyata nasional ini, beberapa pekan lalu, tim Adiwiyata dari pusat serta Provinsi Riau telah melihat langsung kondisi lingkungan di SMKN 2.
Menurutnya, dari hasil tinjauan tersebut yang menjadi perhatian dan nilai lebih adalah tiket 10 lembar sampah sebelum pulang yang dilakukan setiap siswa setiap hari.
“Siswa di SMKN 2 Teluk Kuantan wajib membawa 10 lembar sampah ketika pulang sekolah dan kalau tidak ada membawa lembaran sampah, mereka belum bisa pulang. 10 lembar sampah yang dibawa siswa harus memilih salah satu yakni sampah organik atau anorganik. Kita sudah menyediakan tong sampahnya yang dijaga guru dan Satpam sekolah,” papar Arman.
Arman Yulis menambahkan, selain tiket 10 lembar sampah sebelum pulang, yang menjadi perhatian juga gerakan 1.000 jari di SMKN 2. Gerakan 1.000 jari ini, yakni 5 kelas piket lapangan setiap pagi sekitar pukul 06.00 WIB membersihkan sekolah.
Gerakan 1.000 jari ini, kata Arman, dapat apresiasi dari tim pusat karena belum pernah diterapkan di sekolah lain.
“Dinamakan gerakan 1.000 jari karena jika satu kelas sebanyak 40 siswa dan 5 kelas setiap pagi maka cukup banyak jari yang membersihkan lingkungan sekolah, karena itu namanya gerakan 1.000 jari. Apalagi siswa SMKN 2 Teluk Kuantan saat ini lebih 1.000 siswa,” papar Arman lagi
Menurutnya, program ini cukup bagus, namun perlu peningkatan kualitasnya di masa datang. Lebih jauh dikatakannya, program lainnya yang dilakukan SMKN 2 adalah mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos, gotong royong setiap Sabtu pagi, melakukan penghijauan terus menerus seperti tanaman obat, hutan berbagai macam buah, memanfaatkan sampah menjadi barang yang bernilai ekonomis terutama sampah anorganik yang dilakukan para siswa.(ade)