TELUKKUANTAN (RIAUPOS.CO) - Keinginan Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi agar Kota Telukkuantan meraih piala Adipura sebagai kota kecil terbersih di Indonesia, tahun ini sulit terwujud. Pasalnya, kategori penilaian yang harus dipersiapkan daerah kian berat.
Terdapat sejumlah penilaian Adipura, di antaranya tempat pembuangan akhir sampah, kebersihan pemukiman, perkantoran, pasar dan jalan serta daerah aliran sungai, dan pengelolaan limbah melalui kompos.
Namun dari hasil rapat koordinasi nasional (rakornas) terkait Adipura, item penilaiannya ditambah, seperti tidak adanya aktivitas penambangan ilegal dan kebakaran hutan dan lahan. Dengan penambahan item tersebut, upaya daerah menjadikan Kota Telukkuantan sebagai kota kecil terbersih di Indonesia sulit terwujud.
“Memang berat dengan ditambahnya dua penilaian itu, soal PETI dan karhutla,” kata Kepala Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan (DPKP) Kuansing, Drs Azhar MM usai menghadiri rakor tersebut, Kamis (4/2).
Tidak hanya daerah yang hendak berjuang meraih piala Adipura yang mengaku berat perjuangannya, namun diakuinya, daerah yang sudah meraih piala Adipura pun juga mengaku berat. “Iya, tak hanya kita, tapi daerah yang sudah meraih Adipura pun merasa berat dengan penilaian itu,” katanya.
Beratnya upaya untuk meraih Adipura tahun ini begitu terasa di Kuansing, terutama soal PETI yang marak di daerah. Dan ditambah lagi dengan persoalan karhutla yang kerap pula terjadi di daerah.
“Karena itu masuk penilaian, tentu upaya kami untuk meraih Adipura kian berat. Ya, hanya daerah-daerah yang tidak ada penambangan ilegal dan karhutla lah yang bisa meraihnya,” ucapnya.
Kendati demikian, Azhar tetap optimis bisa meraih adipura ini. Namun Ia berharap dukungan semua elemen masyarakat untuk mewujudkan keinginan bersama ini. “Kami terus berupaya untuk meraih itu, mohon dukungan semuanya,” ujarnya.(adv/a)