Diduga Limbah Beracun Cemari Laut Rangsang

Riau | Rabu, 05 Februari 2014 - 10:09 WIB

Laporan AHMAD YULIAR, Selatpanjang ahmad-yuliar@riaupos.co

Limbah yang diduga (Bahan Berbahaya dan Beracun) B3 mencemari perairan di laut Desa Sungai Gayung Kiri, Kecamatan Rangsang.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Limbah tersebut diduga berasal dari kapal tanker yang hanyut dibawa arus dari jalur pelayaran internasional Selat Malaka.

Ketua Kelompok Nelayan Raja Laut Desa Sungai Gayung Kiri, Misman Paijan saat dikonfirmasi, Selasa (4/2) mengaku limbah tersebut mulai berada di atas perairan Desa Sungai Gayung kiri sejak Jumat (31/1) lalu.

Secara pasti mereka juga tidak mengetahui asal limbah tersebut, namun limbah berupa cairan hitam pekat dan kental itu telah merusak jaring nelayan.

‘’Akibat adanya limbah ini sejak Jumat lalu, sudah puluhan keping (unit) jaring dari 8 (delapan) kapal nelayan desa kami rusak dan tidak lagi bisa dipakai akibat terkena limbah minyak berwarna hitam itu. Kami juga sudah menyampaikan persoalan itu kepada pemerintah desa dan pemerintah kecamatan agar dapat membantu mengatasinya,’’ kata Misman.

Dijelaskannya, limbah berupa minyak hitam pekat yang terdapat di hamparan perairan Desa Gayung Kiri yang berhadapan langsung dengan Selat Malaka itu jika terkena jaring, maka akan lengket sehingga jaring-jaring tersebut rusak dan tidak lagi bisa digunakan dalam aktivitas menangkap ikan.

Camat Rangsang, Janevi Maeza saat dihubungi, Selasa (4/2) membenarkan atas limbah tersebut. Camat memperkirakan limbah tersebut sengaja dibuang atau tumpah dari kapal tanker yang berlayar di Selat Malaka.

Pasalnya Selat Malaka merupakan pelayaran internasional, di mana ratusan tanker setiap hari lewat di sana.

‘’Para nelayan sudah melapor ke saya dan melalui desa sudah kita minta menyurati pemerintah kabupaten serta membawa sampel limbah tersebut. Dugaan saya limbah tersebut bekas minyak untuk mencuci falca (tangki kapal), jadi minyak bekas itu dibuang ke laut dan dibawa arus sampai ke jaring nelayan yang berada di pinggir,’’ katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kepulauan Meranti, Drs Irmansyah MSi didampingi Kabid Amdal Yonari SSos saat dikonfirmasi, Selasa (4/2) mengatakan mereka sudah turun ke lokasi di mana limbah tersebut tergenang saat ini yakni di perairan laut Sungai Gayung Kiri, Kecamatan Rangsang. Dugaan sementara, limbah tersebut adalah B3 yang tumpah atau dibuang oleh kapal.

 ‘’Karena pengaruh pasang surut laut, saat kami  di lokasi, limbah tersebut sudah sampai ke pantai. Namun belum membuat ikan di laut mati. Hanya merusak sebanyak 8 unit jaring nelayan hingga tidak bisa digunakan lagi,’’ (hen)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook