KAMPAR (RIAUPOS.CO) - Bupati Kampar Jefry Noer kembali mengingatkan semua bawahannya untuk tidak menjadikan jabatan sebagai rahmat. Sebab kalau dianggap rahmat, niatnya jadi dilayani.
‘’Tapi jadikanlah jabatan itu amanah. Supaya bisa tulus melayani masyarakat,’’ ucap Jefry Noer dalam rapat terbatas dengan tim tiga zero di lantai III Kantor Bupati Kampar di Bangkinang, Selasa (4/2).
Meski melayani, kata Jefry, camat maupun kepala desa tak boleh miskin, namun mesti berduit. Tapi bukan hasil mengemplang dana APBD.
‘’Jangan sesekali makan ke dalam ataupun makan ke bawah. Tapi jadilah birokrat yang berjiwa entrepreneurship. Bikinlah usaha. Entah itu ternak sapi, kebun cabai atau bawang. Sebab tidak mungkin saudara bisa melayani orang sementara buat nyekolahkan anak saja saudara sudah kelimpungan,’’ ujarnya.
Lantaran bertugas melayani masyarakat, Jefry mengharapkan para pejabat untuk rajin turun ke desa.
‘’Lihat apa persoalan yang ada. Jangan tidur. Sebab tak mungkin bisa tahu masalah kalau tak turun ke lapangan. Saya banyak tahu persoalan lantaran saya sering keliling. Di lapangan, kasi tahu bahwa Kampar sudah membikin akta kelahiran, KTP, sekolah dan puskesmas gratis,’’ tambahnya.
Jefry menyebutkan bahwa camat mesti pula bisa memberdayakan kepala desa atau lurahnya.
‘’Suruh kades membikin laporan mingguan. Apa saja yang mereka kerjakan. Nah, lantaran kades gajinya cuma Rp1,3 juta. Dia tentu masuk kategori miskin. Ajak mereka juga untuk menjadi kades yang enterpreneurship. Suruh berusaha biar penghasilannya bagus. Biar nggak bikin surat tanah mahal,’’ ujar Jefry.
Produk Unggulan
Misi zero kemiskinan, pengangguran dan rumah kumuh nampaknya kian mengerucut. Ini kelihatan setelah Bupati Kampar Jefry Noer meminta kepada satuan kerja terkait tiga zero untuk membikin pilot project di tiap kecamatan.
‘’Tiap kecamatan mesti punya produk unggulan. Kampar Kiri misalnya, bisa saja membikin produk unggulannya bawang merah. Terus Kecamatan Tambang bisa pula telor asin dan nenas. Pokoknya musti ada produk unggulan. Camat dan UPTD kerjasamalah membikin ini,’’ pinta Jefry.
Pilot project itu bukan sekadar mengandalkan produk unggulan tadi. Tapi juga sekaligus bisa menjadi tempat magang kecil-kecilan bagi masyarakat. ‘’Masyarakat yang sudah tuntas pelatihan, bisa magang di sini dulu menjelang dana bergulir cair,’’ katanya.
Tak berlebihan jika Jefry meminta produk unggulan itu ada. Sebab tiap kecamatan di Kabupaten Kampar punya produk yang sebenarnya bisa diunggulkan.
Soal pemasaran, Kampar punya prospek yang cerah. Selain berada di jalan lintas, Kampar juga punya sederet pasar tradisional yang menjanjikan. Satu lagi, Kampar dekat dengan Pekanbaru.(adv/a/b)