PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kota Pekanbaru termasuk daerah endemik penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD). Dimana dua tahun belakangan ini jumlah penderita DBD terus mengalami peningkatan bahkan mencapai 200 persen.
Di tahun 2013 jumlah penderita DBD kota Pekanbaru hanya berjumlah 113 jiwa, ditahun 2014 meningkat 209 jiwa. Dan ditahun 2015 terjadi peningkatan yang cukup signifikan yakni sebanyak 502 jiwa terserang DBD.
Menyikapi hal itu, Walikota Pekanbaru Firdaus ST,MT kepada Riaupos.co, Selasa (5/1/2015) mengatakan masyarakat yang terserang penyakit DBD disebabkan oleh kualitas lingkungan yang tidak bersih.
"DBD berkaitan dengan nyamuk dan berkaitan dengan kualitas lingkungan, nyamuk aedes aegepty ini bukan hanya nyamuk yang tinggal dan bersarang ditempat tempat kotor saja, namun bersarang di rumah. Jadi indikatornya kalau seperti ini kondisinya tingkat kepedulian masyarakat kita masih rendah," ungkapnya.
Dijelaskan Wako, berbeda dengan nyamuk Malaria yang hanya bersarang ditempat tempat kotor, nyamuk DBD bersarang di tempat-tempat bersih,
"Kita sekali lagi mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat untuk selalu membersihkan lingkungan, baik dirumah maupun diluar rumah, hindari banyak kain bergantungan di rumah karena itu dijadikan tempat bersarang, pencegahan sebelum terserang penyakit aides perlu kita lakukan, jika hanya melakukan pencegahan ke hulu tidak sampai kehilir maka ini akan percuma saja," paparnya.
Oleh karena itu, Wako menginstrukan kepada semua Satuan Kerja (Satker) terkait untuk mengajak masyarakat meningkatkan kebersihan lingkungan.
"Lebih penting lagi bagaimana meningkatakan kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan lingkungan," paparnya
Laporan: Riri R Kurnia
Editor: Yudi Waldi