PANGKALANKERINCI (RIAUPOS.CO) - Pelalawan melalui Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pelalawan belum bisa memastikan penyebab matinya satwa air tawar di aliran Sungai Kerumutan, karena masih menunggu hasil Laboratorium Kesehatan (Labkes) Diskes Provinsi Riau.
“Ya, saat ini kami masih belum bisa memastikan penyebab kematian ribuan ikan yang telah ditemukan mati mengapung di sepanjang aliran Sungai Kerumutan yang menghubungkan Dusun Tua Kecamatan Pangkalan Lesung menuju Pangkalan Malako Desa Tambun Kecamatan Bandar Petalangan.
Pasalnya, kami masih menunggu hasil dari laboratorium Diskes Provinsi Riau. Sedangkan hasil uji baku mutu air dari aliran Sungai Kerumutan ini, akan dikeluarkan 10 hari ke depan oleh pihak Labkesda Provinsi Riau,” terang Kepala BLH Syamsul Anwar SH MH didampingi Kabid Pengawasan dan pengendalian Lingkungan Hidup Akhtar SE kepada Riau Pos, Senin (4/1) di Pangkalankerinci.
Diungkapkan mantan Sekretaris Dinas Kehutanan Pelalawan ini, bahwa pada Kamis (31/12) lalu, pihaknya telah turun ke lapangan untuk mengambil sampel di lima titik berbeda. Sedangkan pengambilan sampel tersebut dilakukan di titik-titik yang disinyalir tercemar limbah salah satu perusahaan sawit yang beroperasi di Kecamatan Pangkalan Lesung.
“Untuk itu, mudah-mudahan hasil labkes nantinya dapat kami ketahui secepatnya, sehingga kami dapat menjawab teka-teki tentang penyebab matinya ribuan ikan disepanjang aliran sungai Kerumutan.
Apakah disebabkan limbah beracun dari perusahaan atau penyebab lainnya. Dan jika nantinya diketahui dari hasil labkes, air ternyata tercemar oleh limbah perusahaan, maka kita tidak akan mentolelir hal tersebut serta membawa perkara itu sesuai ketentuan hukum yang berlaku,” paparnya.
Menurutnya, berkemungkinan air tersebut terkontaminasi limbah perusahaan ataupun ada oknum yang tidak bertanggungjawab yang sengaja meracuni ikan tersebut.
“Namun demikian, untuk validitas kebenaran masalah ini, kami masih menunggu hasil dari uji baku mutu air dari Labkes Diskes Provinsi Riau. Dan untuk sementara waktu, kami minta masyarakat disekitar penemuan ikan mati tersebut, tidak mengkonsumsi ikan tersebut sebelum hasil uji baku mutu air nantiya ke luar,” ujarnya.(amn)