Laporan RINA DIANTI HASAN, Bangkinang rina-hasan@riaupos.com
Salah satu kekurangan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangkinang yang perlu dibenahi adalah masalah air bersih.
Sebab, selain minimnya pelayanan, rumah sakit ini masih kekurangan air bersih. Akibatnya, pasien terpaksa menggunakan air kemasan untuk MCK.
Kondisi ini terungkap saat Wakil Bupati Kampar Ibrahim Ali SH mengunjungi RSUD, Rabu (4/1). Ia mendengar langusng keluhan pasien tentang kurangnya air di kamar mandi pasien.
‘’Air hanya hidup pagi dan sore hari, ketika malam airnya sudah kosong,’’ ujar salah seorang pasien.
Permasalahan ini ditanyakan Wabup kepada Dirut RSUD dr Sona yang menerima kedatangannya. Menurut Wabup, kondisi ini harusnya tidak terjadi mengingat rumah sakit adalah tempat yang bersih dan steril. Tentunya harus memiliki persedian air yang cukup.
‘’Kalau airnya tidak cukup bagaimana bisa sehat ‘’ujar-nya.
Ia juga meminta pihak RSUD segera mencarikan solusi untuk pengadaan air bersih. Kalau memang kemampuan PDAM minim, harusnya diatasi dengan solusi lain seperti membuat sumur bor. Atau mengambil air dari sungai, karena rumah sakit ini berada di dekat anak sungai. ‘’Pasti ada solusi,’’ tegas-nya.
Apalagi, ujarnya, kejadian ini sudah berlangsung cukup lama dan seharusnya bisa diatasi segera. Ke depan, satuan kerja di Kampar diharapkan mampu bertindak cepat dalam mengatasi masalah yang ada.
‘’Kalau dibiarkan berlarut-larut, ya seperti ini. Menimbulkan protes dari masyarakat, kan sudah tidak bagus jadinya,’’ lanjutnya.
Karenanya, ia mengingatkan untuk menyelesaikan masalah ini sesegera mungkin. Kendati demikian, ia juga meminta masyarakat juga memberikan waktu bagi pihak rumah sakit menyelesaikan. Sebab, hal ini juga tergantung kepada anggaran. Apalagi, saat ini APBD 2012 masih dalam proses.
‘’Persoalan ini akan ada solusinya namun semua pihak juga diharapkan bersabar,’’ lanjutnya.
Menanggapi kondisi ini, Dirut RSUD dr Sona mengatakan kapasitas bak penampungan yang dimiliki RSUD Bangkinang cuma 32 kubik. Dari bak inilah air dipompakan dan dialirkan ke seluruh kamar. Bak air itu diisi oleh PDAM Kampar setiap pagi dan sore.
‘’Sebenarnya kalau hanya untuk pasien, air itu cukup. Tapi, tahu sendirilah, satu pasien biasanya ditungguin lima bahkan sampai 10 orang. Semuanya menggunakan kamar mandi tersebut, sehingga air yang seharusnya cukup malah kurang,’’ tuturnya.
Ia mengaku sudah sering mengingatkan agar penggunaan air hanya untuk pasien, karena di RSUD ini biasanya lebih ramai pengunjung atau keluarga yang menjaga yang menggunakan air daripada pasien itu sendiri.
Sesuai anjuran Wabup, ia mengaku segera mencari solusi. Salah satunya membicarakan dengan pihak Chevron untuk bisa membor sumur baru. Namun, hal ini masih sebatas rencana.(rdh)