4.608 Jiwa di Tujuh Desa Terancam Kelaparan

Riau | Selasa, 04 Desember 2012 - 10:45 WIB

Laporan RINA DIANTI HASAN, Kamparkirihulu rinadiansihasan@riaupos.co

Sebanyak 4.608 jiwa yang berada di tujuh desa di Kecamatan Kampar Kiri hulu terancam kelaparan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sudah sebulan ini tidak ada bahan pangan yang bisa memasuki desa ini disebabkan jalan yang rusak.

Hal ini disampaikan Kepala Desa Tanjung Karang, Kecamatan Kamparkirihulu, Ajismanto kepada Riau Pos di Bangkinang, Senin (3/12)

Ajismanto yang juga didampingi oleh tokoh masyarakat Desa Tanjung Karang, Masrul menjelaskan, kondisi rawan pangan ini disebabkan adanya kondisi jalan yang rusak total di sepanjang tujuh desa tersebut.

‘’Kondisinya benar-benar parah dan tidak bisa dilewati bahkan oleh kendaraan roda dua,’’ jelasnya.

Kondisi terparah ini dialami lebih kurang 15 km dari total 70 km jalan raya yang ada. Dan  kondisi ini menurutnya sudah berlangsung lebih dari satu bulan.

Secara rinci dijelaskannya, warga yang kekurangan pangan adalah Desa Deras Tajak sebanyak 120 KK dengan 420 jiwa, Desa Tanjung Karang sebanyak 175 KK dengan 687 jiwa, Desa Batu Sasak sebanyak 306 KK dengan 1356 jiwa, Desa Lubuk Bingau sebanyak 105 KK dengan 395 jiwa, Desa Kebun Tinggi sebanyak 138 KK dengan 565 jiwa, Desa Pangkalan Kapas 142 KK dengan 596 jiwa, Desa Tanjung Permai 140 KK dengan 590 jiwa. Jumlah totalnya ada tujuh desa, 1.120 KK dan 4.608 jiwa.   

Pihaknya sudah pernah melaporkan ini kepada pihak kecamatan dan pihak kabupaten. Namun walaupun sudah ada sebulan warga mengalami rawan pangan, belum ada tindakan yang nyata.

Sementara itu Masrul yang merupakan tokoh masyarakat sangat menyayangkan hal ini karena menurutnya warga sudah sangat kesusahan. Kenyataannya, walaupun ada bahan makanan, harganya sudah sangat mahal.

‘’Sekarang boleh dikatakan tidak ada bahan makanan dan warga terancam kelaparan,’’ ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kampar melalui Kasi Penanggulangan Bencana, Asri SSos ketika dikonfirmasi Riau Pos (3/12) membenarkan adanya kondisi ini.

‘’Kami memang sudah mendapatkan laporan tentang kondisi ini sejak sebulan yang lalu adanyarawan pangandi tujuh desa ini. Sayangnya laporannya hanya secara lisan saja dan tidak ada tertulis, sehingga kami tidak bisa menindak apa-apa,’’ ujarnya.

Pihaknya diakuinya tidak bisa berbuat apa-apa kalau memang tidak ada laporan tertulis. Apalagi sekarang sudah di akhir tahun, di mana anggaran akan ditutup.(muh)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook