KAMPAR

RTMPE, Program Pengentasan Kemiskinan

Riau | Rabu, 04 November 2015 - 14:49 WIB

KAMPAR (RIAUPOS.CO) - Bupati Kampar H Jefry Noer mengatakan, Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi (RTMPE) merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan ekonomi keluarga, karena RTMPE bisa membuat sebuah keluarga mandiri, memenuhi kebutuhan keluarga dan meningkatkan perekonomian keluarga.

‘’Di lahan yang hanya seluas 1.000 meter persegi, sebuah keluarga bisa mengembangkan beberapa usaha seperti peternakan sapi, peternakan ayam dan ayam petelur, kolam ikan, menanam tanaman pangan, dan bisa penghasilan mereka nantinya antara 10-25 Juta perbulannya, itu di luar tabungan anak sapi 6 ekor pertahunnya,’’ kata Jefry saat dialog di Studio 2 TVRI Pekanbaru mengenai cara pengentasan kemiskinan di Kabupaten Kampar, Selasa (3/10).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Jefry merinci, untuk modal yang dibutuhkan sebesar Rp120 juta, dari sapi bergulir dan CSR perusahaan sudah ada Rp70 juta, tinggal yang Rp50 juta dipinjam dari dana KKPE dari Bank Riau Kepri.

‘’Rincian pinjaman dana KKPE pun bunganya rendah cuma lima persen ditambah lagi lembaga penjamin 1 persen makanya 6 persen. Jadi bulan pertama sampai bulan keenam hanya bayar bunganya saja, perbulannya pun hanya membayar Rp250 ribu, bulan ketujuh baru bayar pokok dengan perbulannya Rp1,6 juta selama 3 tahun selesai,’’ imbuh Jefry.

Selanjutnya, Jefry juga menjelaskan program RTMPE dibuat dan dilaksanakan untuk keluarga miskin menjadi kaya dan masuk surga, karena nantinya usaha yang dilakukan masyarakat ini betul-betul dari niat yang baik dan kemauan yang cukup tinggi untuk merubah hidup menjadi lebih baik lagi.

RTMPE ini merupakan program untuk mewujudkan kemandirian pangan yang dijalankan Pemkab Kampar tahun ini. Selain pengelolaan limbah sapi menjadi biourine dan pupuk cair serta pupuk berat, pada lahan seluas 1.000-1.500 meter persegi itu juga memelihara ayam petelur, budidaya ikan lele serta tanaman sayuran seperti cabai keriting dan bawang merah.

‘’Belum lagi hasil kotoran sapi seperti biourine, pupuk cair dan pupuk padat yang nilainya juga sangat dahsyat, bisa mencapai Rp10 juta. Ditambah lagi hasil telur dari 100 ekor ayam alphu dan daging ayam yang juga sangat menjanjikan,’’ tambahnya.

Sebenarnya semua daerah pun bisa menerapkan RTMPE ini, apalagi sekarang ini pemasok untuk sayur-sayuran yang ada di Riau sebahagian besar dari provinsi tetangga Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Belum lagi untuk sapi Qurban setiap tahunnya, hampir tiap tahun Riau kekurangan sapi untuk kurban sebanyak 30 ribu ekor.(adv/mal)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook