BENGKALIS (RIAUPOS.CO) - PERTUMBUHAN penduduk yang tidak diimbangi dengan kemampuan produksi menyebabkan tingginya beban pembangunan yang berkaitan dengan penyediaan pangan, sandang, dan papan serta kebutuhan pokok lainnya.
“Karena itu setiap orang punya tanggungjawab untuk mengendalikan pertumbuhan jumlah penduduk melalui program keluarga keluarga berencana (KB),” ujar Penjabat Bupati Bengkalis H Ahmad Syah Harrofie, Selasa (3/11/2015), di halaman kampus Akademi Kebidanan Petro Mandau Husada Duri, Desa Air Kulim, Kecamatan Mandau.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat Pemprov Riau ini mengatakan itu saat mencanangkan kegiatan Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan tingkat Kabupaten Bengkalis tahun 2015.
Ahmad Syah mengajak pasangan usia subur (PUS) untuk mengikuti program KB. Dengan mengikuti program ini, imbuhnya bisa mewujudkan kesejahteraan keluarga. Sebagai salah satu upaya dalam mempersiapkan masa depan anak-anak, sehingga lebih ceriah. Bukan hanya kaum ibu, tetepai juga bapak-bapak.
“Sesuai slogan KB ‘Dua Anak, Lebih Baik’, dengan dua anak, orang tua akan lebih mudah mengurus dan membahagiakannya serta mempersiapkan masa depan mereka yang lebih cerah,” ujar Ahmad Syah.
Katanya, mengikuti program KB memberi banyak manfaat. Seperti menjamin kesehatan ibu, mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan keharmonisan keluarga dapat ditingkatkan. Kemudian akan mengurangi kebutuhan keluarga dan memberikan akses yang lebih luas pada sebuah keluarga untuk meningkatkan penghasilan.
“Logikanya sangat sederhana. Dengan ber-KB, maka jumlah anak akan lebih sedikit, sehingga kebutuhan hidup sehari-hari, biaya kesehatan dan pendidikan anak serta kebutuhan lainnya dapat ditekan seminimal mungkin,” ujarnya.
Dari aspek sosial, imbuhnya, memberikan banyak kesempatan bagi seorang ibu untuk bermasyarakat. Mengikuti program KB tidak hanya memberikan solusi untuk membangun keluarga kecil mandiri, tetapi juga keluarga yang memiliki ketahanan yang tinggi sehingga harmonisasinya dapat lebih terjaga.
Masih kata Ahmad Syah, dari aspek kesehatan, dengan ber-KB, juga dapat menekan angka kematian ibu melahirkan. Sebab kasus ibu bisa terjadi karena oleh faktor terlalu muda, terlalu tua, terlalu rapat jarak, dan terlalu sering melahirkan. Untuk mengurangi resiko angka kematian ibu, dia menghimbau kepada ibu-ibu agar merencanakan dan mengatur jarak kelahiran.(adv/mal)