Dahlan Iskan: Langkah Darurat Sewa Genset

Riau | Jumat, 04 Oktober 2013 - 10:42 WIB

JAKARTA (RP) - Dalam sebulan terakhir, krisis listrik di wilayah Riau semakin memprihatinkan. Byar pet hingga 6 jam sehari, mulai mengganggu kehidupan sosial masyarakat.

Kondisi tersebut menjadikan Wakil Gubernur Riau HR Mambang Mit berencana untuk bertemu langsung dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan dan Dirut PLN Pusat Nur

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Pamudji untuk membicarakan kondisi listrik di Riau serta solusi penanganannya. Namun sayangnya, pertemuan ini batal terlaksana karena agenda padat Dahlan.

Namun demikian mantan Dirut PLN ini menyambut baik rencana Wagub Riau.  ‘’Ya baguslah,’’ ujarnya usai mengelar rapat pimpinan (Rapim) di Gedung Sarinah, Jakarta, Kamis (3/10).

Menurut hematnya, cara yang paling tepat yang bisa dilakukan untuk mengatasi krisis listrik adalah melakukan langkah darurat, yakni menyewa genset sembari menunggu pembangkit diperbaiki.

‘’Saya sudah perintahkan bahwa Direksi PLN harus berani mengambil langkah darurat, yakni menyewa genset dengan risiko dituduh melakukan inefisiensi, seperti yang dulu pernah dituduhkan pada saya saat masih di PLN,’’ terangnya.

Selain menyewa genset, kata Dahlan, ada solusi lain dalam mengatasi krisis pasokan listrik yakni membangun transmisi dari Palembang ke Medan.

‘’Karena di Palembang sekarang sudah kelebihan pasokan listrik sehingga bisa dialirkan. Tapi cara ini membutuhkan waktu tiga tahun. Lamanya karena harus lewat hutan, belum perizinannya dan belum tentu orang mau digunakan tower dan sebagainya,’’ paparnya.

Lalu apakah ada solusi lain seperti menggunakan tenaga nuklir dan batubara? ‘’Kalau kita bangun nuklir masih perlu 10 tahun lagi. Kalau pakai batubara masih perlu 3 tahun lagi. Tapi krisisnya kan sekarang dan perlu solusi sekarang,’’ jawabnya.

Dari semua solusi tersebut, menurut Dahlan, yang paling cepat untuk mengatasi kekurangan pasokan listrik adalah menyewa genset.

‘’Toh ini kan cuma selama 6 bulan. Selama pembangkitnya diperbaiki dan dengan dilakukannya langkah ini, maka masyarakat menderita hanya tiga pekan dan nggak sampai berbulan-bulan kalau sewa genset,’’ paparnya.

Mesin 3 PLTG Balai Pungut Dirakit

Di bagian lain, Manajer Unit PLTG Balai Pungut yang menangani bagian operasional, Fauzi menyebutkan, saat ini pengerjaan perakitan mesin pembangkit ketiga sedang berjalan. Sementara itu, mesin keempat juga telah mulai dikerjakan.

‘’Mesin tiga sedang dalam proses pemasangan.

Estimasi sementara, satu pekan lagi bisa selesai dan diharapkan pertengahan Oktober sudah bisa di-test running awal alias diuji coba. Beriringan dengan itu, mesin keempat akan segera menyusul dan diuji coba,’’ kata Fauzi.

Sedangkan mesin kelima yang saat ini sudah berada di lokasi PLTG Balai Pungut belum dikerjakan. Di luar itu, tambah Fauzi, ada lagi dua unit mesin berbobot masing-masing 300 ton yang masih terapung di Sungai Mandau.

 ‘’Kita masih menunggu level air naik hingga mencapai ketinggian 2 meter agar kedua mesin itu bisa ditarik ke darat,’’ tambahnya.

Fauzi belum bisa memastikan kapan semua generator pembangkit baru yang masing-masing berdaya 20 MW terpasang dan bisa dioperasikan. ‘’Kapan selesainya kita belum bisa pastikan karena kita belum dapat informasi detil,’’ tuturnya.

Sebelumnya pada Mei lalu, dua mesin pembangkit berdaya terpasang 20 MW sudah dioperasikan. Menurut keterangan Fauzi, saat ini kedua mesin yang sudah beroperasi itu baru diberi beban maksimal 14,5 MW.

Kalau tujuh mesin pembangkit yang memiliki daya total 140 MW itu beroperasi, diyakini pasokan daya listrik untuk wilayah Riau akan bertambah.

Dengan ditopang pula oleh pembangunan pembangkit listrik lain di Riau, mudah-mudahan krisis listrik yang cukup parah ini bisa diatasi secara berkelanjutan.

Kaji Analisis Dampak Kerugian

Di bagian lain, pemerintah Provinsi Riau menilai perlunya dilaksanakan kajian analisa dampak dari kerugian atas pemadaman listrik yang terjadi.

Kepala Biro Administrasi Ekonomi Setdaprov Riau Ir Burhanuddin menyebutkan, kekurangan energi listrik yang berlarut-larut apapun dampaknya tentu akan dirasakan masyarakat.

‘’Belum ada dilakukan, namun jika memang diperlukan, Pemprov akan coba melakukan dan mengupayakan untuk menganalisa dampak krisis listrik di Riau ini,’’ bebernya.

Terkait kerugian, Burhanuddin mengaku, dengan pemadaman yang kerap terjadi dalam rentan setahun masyarakat banyak mengalami kerugian.

Misalnya, peralatan elektronik rusak, atau tidak maksimal dalam menjalankan kinerja dan rutinitas sehari-hari sehingga turut berdampak negatif.(egp/sda/chi/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook