BANGKINANG (RP) - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangkinang Wira Dharma mengakui memang ada obat yang sudah kedaluwarsa di gudang RSUD Bangkinang. Namun nilainya sekitar Rp186 juta, bukan Rp1 miliar seperti diberitakan.
Ia menjelaskan, adanya obat kedaluwarsa ini disebabkan adanya sistem tender dalam pengadaaan obat.
‘’Dulunya pengadaan obat berdasarkan tender sehingga rumah sakit harus menunggu sampai proses tender selesai. Kadang obat yang turun sudah di ujung tahun, sehingga kadang obat tersebut sudah tidak diperlukan lagi. Malah obat yang diperlukan sudah tidak ada,’’ ujarnya kepada Riau Pos, Kamis (3/10).
Namun sejak 2012, pembelian obat di RSUD Bangkinang sudah memakai sistem badan layanan umum daerah (BLUD), dalam artian rumah sakit sudah dapat membeli obat berdasarkan keperluan pasien, sehingga lebih efektif.
‘’Namun saya tegaskan nilainya (obat kedaluwarsa) tidak sampai Rp1 miliar. Kalau saya jual gudang obat dengan isi-isinya, nilainya tidak sampai sebanyak itu,’’ katanya lagi.
Obat-obatan yang sudah kedaluwarsa ini menurutnya adalah obat dari tahun anggaran 2005, 2006, 2008 dan 2009.
Dan obat-obatan tersebut memang ditumpuk dan disimpan sebagai obat kedaluwarsa dengan berita acara kedaluwarsa.
‘’Artinya obat tersebut memang sudah diketahui keberadaannya dan bahkan sebagian sudah dimusnahkan,’’ sebutnya.
Obat tersebut tidak dipakai oleh pasien, karena memang sudah dimasukkan dalam daftar tidak boleh digunakan.
Pihak rumah sakit sendiri mengadakan stock opname yang salah satunya adanya memeriksa status dan kondisi obat. Staf opname ini dilaksanakan dua kali dalam setahun.
Sementara Ketua Komisi II DPRD Kampar Indra Gamal kepada Riau Pos, Kamis (3/10) mengatakan pihaknya sudah mendapatkan daftar nama obat-obatan yang kedaluwarsa tersebut dan ternyata nilainya Rp196 juta.
Ia pun meminta agar Pemkab Kampar memperhatikan dengan seksama tentang proses tender obat ini karena ini juga bisa merugikan daerah.
‘’Harus dipikirkan pola pengadaan obat yang efektif sehingga tidak mubazir,’’ ujarnya.
Selain itu pihaknya sedang menunggu hasil pemeriksaan Sekda Kampar terhadap RSUD Bangkinang karena banyak keluhan soal peralatan, pelayanan dan sebagainya.
‘’Dari hasil ini (pemeriksaan, red) nantinya Komisi II akan mengambil langkah selanjutnya,’’ sebutnya.(rdh)