PANGKALANKERINCI (RP) - Saat ini, kasus gizi buruk di wilayah Kabupaten Pelalawan meningkat dari tahun sebelumnya.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Pelalawan, sepanjang tahun 2012 ini, Diskes telah menangani 16 kasus penderita gizi buruk.
Sedangkan pada tahun sebelumnya, Diskes hanya menangani kasus 8 kasus penderita gizi buruk.
Berdasarkan data tersebut, Pemerintah Kabupaten Pelalawan pun kemudian menetapkan kasus tersebut sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kabupaten Pelalawan, Darwis Alkadam MSi melalui Kabid Gizi Erizal kepada Riau Pos, Rabu (3/10) di ruang kerjanya.
“Ya, tahun ini atau tepatnya dari Januari hingga September lalu, kita telah menangani 16 kasus penderita gizi buruk di Kabupaten Pelalawan. Dan kasus ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya terdapat 8 kasus gizi buruk. Namun, alhamdulillah tidak ada korban jiwa,” imbuhnya.
Diungkapkannya, meningkatnya kasus gizi buruk ini cenderung disebabkan oleh dampak dari suatu penyakit seperti penyakit diare yang tidak dilakukan pengobatan.
Namun, akibat masyarakat menyepelekan penyakit tersebut, sehingga berdampak pada perkembangan gizi dan berat badan anak.
Sedangkan kasus tersebut didominasi oleh para pendatang seperti karyawan dan buruh perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Pelalawan.
“Kasus ini dampak dari penyakit yang tidak dilakukan pengobatan. Dan mayoritas atau sebesar 70 persen penyakit ini didominasi oleh keluarga karyawan dan buruh perusahaan,” bebernya.
Dijelaskannya, guna memantau perkembangan gizi masyarakat Pelalawan, Diskes Pelalawan telah melakukan sosialisasi ke desa-desa di seluruh kecamatan yang ada di Pelalawan melalui Puskesmas yang ada di masing-masing kecamatan.
Bahkan, Diskes juga memberikan bantuan berupa makanan dan juga susu kepada masyarakat kurang mampu. Namun, saat ini, pihaknya mengalami kendala untuk melakukan pemeriksaan kesehatan di lokasi perusahaan.
Sehingga, pemeriksaan tersebut sulit dilakukan.
“Selain melakukan sosialisasi, kita juga memberikan bantuan kepada masyarakat. Namun, kendala kita, akses ke perusahaan sangat sulit. Jadi kita harap, perusahaan dapat menyediakan tempat dan waktu kepada karyawan dan buruh untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan,” paparnya.
Saat disinggung terkait lokasi kasus penderita gizi buruk, Erizal menyebutkan, di Kecamatan Pangakalan Kuras terdapat 2 kasus gizi buruk, di Pangkalan Kerinci 3 kasus, Teluk Meranti 3 kasus, Kecamatan Pelalawan 2 kasus, Langgam 1 kasus dan di Pangkalan Kuras 5 kasus. Sedangkan untuk biaya pengobatan, Diskes tidak memungut biaya sepeser pun.
“Pengobatan ini gratis, karena anggaran dari Pemkab melalui APBD telah disediakan. Pada tahun 2011, kita anggarkan untuk 10 kasus, tapi hanya 8 kasus yang terjadi. Sehingga, sisa anggaran ini kita kembalikan ke kas daearah. Namun, pada tahun ini, kita telah menganggarkan 1o kasus melalui APBD-murni, dan ternyata meningkat 6 kasus dari anggaran yang telah diajukan. Sehingga, pada APBD-P 2012 ini, kita anggarkan kembali anggarannya untuk 10 kasus lagi,” tutupnya.(*2/mar)