PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto melaksanakan kunjungan kerja ke Riau, Selasa (3/8). Sampai di Bumi Lancang Kuning, Kabaharkam bersama rombongan disambut langsung Kapolda Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi bersama Danrem 031/WB Brigjen TNI M Syech Ismed.
Ada beberapa kegiatan yang dilangsungkan Komjen Arief. Lulusan Akademi Polisi 1987 ini, ingin meninjau kesiapan Riau dalam menghadapi Covid-19 dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Bersama Irjen Agung Setya, Komjen Arief datang ke Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Riau di Jalan Pattimura, Pekanbaru. Saat itu dia didampingi sejumlah pejabat dari Mabes Polri, baik bintang dua, bintang satu, dan setingkat perwira menengah (pamen). Ia kemudian langsung mengecek kesiapan personel berikut peralatan pendukung untuk menangani karhutla.
Setelah itu, Komjen Arief mendengarkan paparan seorang perwira pertama (pama) berpangkat komisaris polisi (kompol) bernama Willy terkait upaya jajaran Polda Riau untuk menanggulangi karhutla, termasuk dalam penggunaan aplikasi Dasboard Lancang Kuning.
Dikatakan Kompol Willy, penanganan karhutla di Riau dilakukan oleh tim khusus bernama Batalyon Satgas Karhutla Polda Riau. Saat itu, petugas yang tergabung dalam Satgas Karhutla Polda Riau, juga mendemonstrasikan penggunaan salah satu terobosan alat memadamkan api.
Alat itu adalah satu unit sepeda motor dinas polisi jenis tracker, yang disulap menjadi alat yang bisa menyemprotkan air. Caranya cukup sederhana, setelah bagian mesin sedikit dimodifikasi, petugas menyambungkan beberapa selang. Satu selang, digunakan untuk menyedot air dari sumbernya. Sedangkan satu selang lagi untuk menyemprotkan air, dan bisa digunakan untuk memadamkan api.
Dari sana, Kabaharkam kemudian mengunjungi Posko Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Pasar Cik Puan serta Pos PPKM di Kelurahan Tangkerang Timur. Di dua tempat itu, perwira tinggi Polri yang pernah penjabat As SDM Kapolri memberikan bantuan sosial secara simbolis kepada warga terdampak Covid-19.
Kabaharkam dan rombongan selanjutnya mengunjung Asrama Haji Provinsi Riau. Tempat itu rencananya dijadikan rumah sakit darurat Covid-19. Hal itu sebagaimana penjelasan Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir. Komjen Arief berkesempatan berdialog dengan sejumlah pasien yang dirawat di sana. Komunikasi berlangsung secara virtual dengan skema video conference, di mana para pasien berada di kamarnya, dan Komjen Arief berada di halaman Asrama Haji dengan menyaksikan lewat tampilan layar besar. Ada beberapa pasien yang sempat bercengkrama serta bertanya jawab.
Dari Asrama Haji, rombongan Kabahakam bertolak ke Universitas Islam Riau (UIR) guna meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi mahasiswa dan civitas akademika. Di UIR, Komjen Arief juga menyerahkan bansos secara simbolis bagi warga yang berada di sekitar kampus.
Usai kegiatan di UIR, ia sempat memberikan keterangan pers kepada awak media yang sejak pagi mengikuti kegiatannya di Pekanbaru. "Hari ini (kemarin, red) saya meninjau PPKM, lalu meninjau tempat isoter. Tempat Isoternya sangat baik sekali, bisa menampung 513 pasien. Hari ini juga dilaksanakan vaksinasi, kerja sama Pak Kapolda Riau dan Pak Rektor UIR," ujar Komjen Arief.
Dikatakan dia, pemerintah juga sudah menyalurkan bantuan untuk masyarakat. Seperti halnya bansos untuk masyarakat terdampak, maupun obat-obatan untuk masyarakat yang terjangkit virus Covid-19. Menurut dia, apa pun kebijakan yang diambil pemerintah dalam menghadapi pandemi Covid-19, semua bertujuan menyelamatkan masyarakat. Seperti, kebijakan PPKM, isolasi terpusat (isoter) di tempat yang disediakan, vaksinasi, dan lain-lain.
"Semua bertujuan menjaga, menyehatkan dan menyelamatkan masyarakat dari bahaya pandemi Covid-19. Tidak ada tujuan lain, selain menyelamatkan masyarakat," kata Komjen Arief.
Selain itu, Komjen Arief juga mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga penerapan protokol kesehatan (prokes). Mulai dari memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi mobilitas, dan membeli makanan dengan sistem take away atau tidak makan di tempat.
"Protokol kesehatan harus jadi budaya setiap pribadi masyarakat. Dengan protokol kesehatan, maka akan mencegah infeksi virus pada tubuh kita. Kalau sudah berhasil mencegah virus, maka tidak ada lagi kasus positif," tuturnya.(nda)