PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau nomor urut 1 Syamsuar-Edy Nasution memiliki banyak program kerja. Satu di antaranya adalah pembukaan lapangan kerja untuk mengentaskan masyarakat Riau dari pengangguran.

Pembukaan lapangan kerja lewat ekonomi kreatif menjadi salah satu langkah konkret yang akan dilakasanakan Syamsuar-Edy. Sebab, saat ini yang dibutuhkan dunia kerja bukan saja pada ijazah tetapi keahlian. Ekonomi kreatif bukan saja bisa menyerap tenaga kerja, tetapi membuka peluang kerja lebih banyak lagi.

“Baru-baru ini kami hadirkan para pelaku usaha ekonomi kreatif yang semula dari bisnis kecil-kecilan, casing handphone kemudian berkembang besar menjadi bisnis fesyen. Ada juga mereka yang sukses di bidang lain yang karena kreatifitasnya menjadi orang sukses dan bisa membuka lapangan kerja baru. Bapak ibu tahu tidak apa yang mereka katakana? Riau ini lahan basah, hanya saja siapa yang menikmatinya? Ya oleh mereka yang kreatif. Kita tentu tidak ingin anak-anak kita di sini hanya sebagai penonton, sebagai objek lahan basah tersebut. Harus anak-anak kita yang mendapatkan peluang basah tersebut,” kata Syamsuar saat kampanye dialogis di Perumahan Putri Tujuh 2 RT 09 RWS 03 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan Pekanbaru, Senin (4/6). Turut hadir Wakil Sekretaris DPP Partai Amanat Nasional, Irvan Herman.

Menurut Syamsuar, mereka akan membekali anak-anak muda di Riau terutama Pekanbaru dengan keahlian melalui pelatihan-pelatihan dan pengadaan balai latihan kerja. Sehingga mereka memiliki sertifikasi keahlian dan bisa berwirausaha sesuai dengan minat dan keahlian yang dimilikinya.

Dalam bidang lain, Syamsuar memaparkan beberapa hal yang akan dilakukan. Infrastruktur menjadi keluhan yang banyak disampaikan masyarakat termasuk di Pekanbaru. Banyak jalan yang rusak, dan sebaigannya malah masih berupa jalan tanah. Ini akan diatasi ketika menjabat sebagai gubernur.

“Hal lain yaitu air bersih. Masih ada masyarakat di Pekanbaru ini yang mengeluhkan minimnya air bersih seperti di Rumbai sana. Mereka meminta agar pemerintah provinsi bisa ikut mencarikan solusi agar bagaimana di air mereka jangan sampai dimasuki cacing,” kata Syamsuar.