INTERUPSI

Catatan Buram Ganti Pemimpin: Filosofi Kilometer Nol

Riau | Senin, 04 Juni 2018 - 09:43 WIB

Catatan Buram Ganti Pemimpin: Filosofi Kilometer Nol

Oleh: Bagus Santoso, Mahasiswa S3 Ilmu Politik, Praktisi Politik dan Anggota DPRD Riau

PIDATO Mahathir Mohamad di forum APEC di Shanghai Cina, 18 tahun lalu tepatnya 20 Oktober 2001 mengatakan, tidak diragukan lagi salah satu pemimpin besar di abad ke-21 adalah Deng Xiao Ping. Bapak empat modernisasi Cina yang sangat terkenal dengan salah satu kata bijaknya.

Deng Xiao Ping mengatakan “Simpulkan Kebenaran dari Fakta”. Dengan kata lain, jangan menyimpulkan kebenaran dari harapan kita, melainkan dari kepastian. Jangan menyimpulkan kebenaran dari kebijakan konvensional saat ini, tapi dari kebijakan yang lebih luas lagi. Jangan menyimpulkan kebenaran dari dogma teologi, tapi dari keagungan teologi. Jangan menyimpulkan kebenaran dari ideologi sederhana, tapi dari ideologi persuasif. Simpulkan kebenaran dari fakta, bukan dari harapan.

Baca Juga :Stok Beras di Bengkalis Mencukupi

Pidato Mahatir Muhammad itu menarik dikedepankan dalam proses ganti pemimpin daerah yang digelar pilkada serentak terakhir periode 2018 maupun ganti presiden/legislatif pada Pemilu 2019 nanti. Karena sejatinya  pemilukada , Pemilu Presiden/Legislatif adalah suatu ajang pencarian pemimpin berkualitas yang punya visi dan kemampuan mewujudkan visi tersebut dengan misi yang sistematis dan terukur.

Namun data dan fakta tidak terbantahkan banyak pejabat pusat dan daerah terpilih tidak mampu mengelola birokrasi atau jabatan yang diembannya  dan berujung tragis terseret kepusaran perkara hukum. Jadi kalau suatu wilayah dianalogikan sebagai mobil yang akan membawa rakyatnya menuju zona sejahtera, maka pemilu dan pemilukada  adalah suatu proses mencari sopir andal dan cekatan melewati jalan terjal dan berliku di depannya.

Bayangkan ada dua buah mobil, sebut saja mobil gajah dan mobil beruang dengan tipe yang sama masing-masing memuat empat penumpang (satu di antaranya menjadi pengemudi) melaju dengan kecepatan yang sama. Kedua mobil tersebut berangkat pada saat yang bersamaan dari kota yang sama (sebut saja kota derita) menuju ke tujuan yang sama (sebut saja kota bahagia) yang berjarak 500 ribu Km. Setiap dua jam, pengemudi mobil gajah dan mobil beruang harus diganti oleh salah satu dari ketiga penumpang lainnya.

Kedua mobil tersebut berangkat dengan bahan bakar yang sama dan memuat perbekalan yang sama. Selama perjalanan, kedua mobil tersebut tidak berhenti kecuali untuk melakukan pergantian pengemudi. Baik para penumpang di mobil gajah maupun para penumpang di mobil beruang sama-sama tidak tahu jalan yang pasti menuju ke kota bahagia.

Mereka hanya mengetahui bahwa kota bahagia berada di sebelah utara kota derita. Bedanya setiap kali berganti pengemudi, pengemudi di mobil gajah akan kembali ke titik awal perjalanan di kota derita sedangkan pengemudi di mobil beruang akan meneruskan perjalanan ke arah Utara. Manakah dari kedua mobil tersebut yang memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mencapai kota bahagia? Jawabannya jelas mobil beruang.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook