Kemenag Riau Bangun MA Kejuruan

Riau | Jumat, 04 Mei 2012 - 08:37 WIB

KAMPAR TIMUR (RP) - Untuk memberikan kompetensi kejuruan bagi siswa Madrasah Aliyah dan menyiapkan mereka masuk ke dunia kerja, maka Kementerian Agama akan membangun Madrasah Aliyah Kejuruan, yang setara dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

‘’Ini akan kita dirikan di beberapa kabupaten sehingga ke depannya kita bisa membentuk generasi yang siap kerja,’’ ujar Kepala Kantor Kementrian Agama Riau Drs Asyari Nur, saat memberikan pengarahannya pada acara pengukuhan alumni angkatan IV sekaligus perpisahan siswa Madrasah Aliyah (MA) Kampar Timur di Kampar, Kamis (3/4).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Dalam acara yang juga dihadiri Wakil Bupati Kampar H Ibrahim Ali, Ketua Komisi C DPRD Riau H Aziz Zainal SH, Camat Kampar Timur, Kepala KUA Kampar Timur Rahmad SAg dan tokoh masyarakat, Asyari menyatakan, tuntutan lulusan berkualita yang siap memasuki dunia kerja dengan segala persaingannya adalah tuntutan yang tidak dapat dihindari.

Apalagi dengan sempitnya peluang kerja sementara keperluan ekonomi semakin tingi, maka Kementrian Agama yang juga membawahi pendidikan tentunya harus menerima tantangan ini. MAK ini adalah salah atu upaya dari Kemenag menyiapkan lulusan madrasah untuk memasuki dunia kerja.

Sementara itu, wakil Wabup Kampar Ibrahim Ali menyatakan, Pemkab Kampar dalam program lima pilar salah satunya meningkatkan ekonomi masyarakat melalui ekonomi kerakyatan, dimulai dengan tenaga kerja yang terampil dan siap pakai.

‘’Karena dengan potensi yang ada saat di Kampar ditambah dengan program pemerintah serta anggaran daerah, kalau masyarakatnya tidak siap maka akan tertinggal,’’ ujarnya.

Ibrahim Ali juga sempat menyindir bahwa banyak guru yang ada di Kampar saat ini mengajar lebih, karena tuntutan pekerjan, namun bukan karena ingin mendidik.

‘’Makanya banyak guru yang ada namun mereka bukan pendidik,’’ ujarnya.

Sementara itu Ketua Komisi C H Aziz Zainal menyatakan, guru dan orangtua janganlah menanamkan kepada anak didik bahwa mereka harus jadi PNS, jadi kepala dinas, bahkan jadi pemimpin daerah.

‘’Karena kursi kepala dinas hanya satu, kursi bupati hanya satu namun kursi untuk pengusaha banyak,’’ ujarnya.(rdh)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook