Dua Warga Bergumul dengan Harimau

Riau | Senin, 04 Maret 2019 - 09:34 WIB

TEMBILAHAN (RIAUPOS.CO)-Mardian (30) warga Dusun Lestari, Desa Pungkat, Kecamatan Gaung, terluka parah di bagian kepala dan belakang setelah diterkam harimau, Sabtu (2/3) sekitar pukul 13.00 WIB.

   Sedangkan korban Bujang, hanya mengalami luka cakar pada bagian dada. Menurut informasi, sebelum kejadian korban Mardian dan Bujang beserta Nahar, sedang melakukan aktivitas penebangan kayu di hutan Sungai Rawa, Simpang Gaung dengan menggunakan mesin chainsaw.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

   Tiba-tiba korban Mardian berteriak meminta tolong. Begitu dilihat oleh Bujang dan Nahar, korban sudah dalam keadaan diterkam harimau. Bujang langsung memberikan pertolongan dengan tangan kosong, hingga akhirnya terluka pada bagian dada.

   Sementara, Nahar pergi mencari bantuan. Tak lama kemudian, Nahar bersama dengan Edi, tiba di lokasi. Saat itu korban Mardian masih dalam terkaman harimau Sumatera tersebut. Dalam keadaan diterkam, korban masih sempat melakukan melawan, sehingga binatang buas itu lari.

   Baru setelah itu, rekan-rekan korban membawanya pergi meninggalkan tempat tersebut untuk menyelamatkan diri dengan menggunakan pompong bermesin dengan jarak tempuh perjalanan menuju Desa Pungkat sekitar kurang lebih 5 jam.

   Menurut salah seorang warga Pungkat, Rahman, untuk mencapai lokasi kejadian jaraknya cukup jauh. Bahkan bisa memakan waktu hingga berhari-hari. Sebab, lokasi adalah hutan antara Desa Pungkat dengan Simpang Gaung.

   “Tergantung kondisi cuaca. Kalau musim penghujan bisa tidak sampai satu hari. Tapi kalau panas, bisa mencapai satu hari setengah,” kata Ramhan, Ahad (3/3) siang, yang mengaku pernah ikut bekerja di sana.

Setelah kejadian itu, lanjut Rahman, warga yang mencari kayu di lokasi hutan Sungai Rawa, Simpang Gaung berangsur pulang ke Desa Pungkat. Hal itu guna menghindari terjadi konflik yang lebih meluas yang berpotensi menelan korban jiwa.

 Kepala Desa Pungkat, Kecamatan Gaung, Zaky Hasan Al Indragiri, saat dihubungi mengakui dua warga yang terlibat konflik adalah masyarakat Pungkat, yang berprofesi sebagai penebang kayu di lokasi tersebut di atas.

 “Lokasinya sangat jauh dari tempat kami. Memang di sanalah warga kami biasa mencari kayu,” jawabnya. Sepengetahuan Zaky, peristiwa ini adalah yang pertama kali menimpa warganya. Dia berharap ke depan, warganya lebih berhati-hati.

     Direktur RSUD Puri Husada Tembilahan, Saut Pakpahan, membenarkan pihaknya telah merawat seorang pasien dengan kondisi terluka pada beberapa bagian tubuh, akibat di serang seekor binatang buas yang diduga harimau.

  “Korban masih mendapatkan perawatan medis secara intensif,” jawabnya singkat.

   Sementara, Kapolres Inhil AKBP Cristian Rony Putra, melalui Kasat Reskrim AKP Indra Lamhot Sihombing, membenarkan peristiwa itu. Karena korban terluka parah, akhirnya dirujuk ke RSUD Puri Husada Tembilahan.

   “Untuk korban Bujang, hanya mengalami luka bekas cakaran pada bagian dada depan sebelah kiri,” terang Kasat.

   Sedangkan korban Mardian, menderita luka cukup serius bekas gigitan pada bagian punggung belakang sebelah kanan, luka gigitan pada telinga sebelah kanan dan kepala.

   “Korban masih menjalani perawatan secara intensif oleh pihak rumah sakit. Korban Bujang, hanya menjalani rawat jalan di Puskesmas Desa Pungkat.

BBKSDA Turunkan

Penembak Jitu

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, mengaku akan segera menurunkan tim penembak jitu serta kerangkeng ke lokasi harimau Sumatera yang menyerang warga di Kabupaten Indragiri Hilir. Hingga saat ini, tim BBKSDA masih terus berupaya menggali informasi dari korban serta dua rekan korban yang menyaksikan kejadian penyerangan tersebut.

  “Saat ini ada tim yang ditugaskan memastikan lokasi kemunculan dan penyerangan harimau tersebut. Nanti setelah dipastikan lokasi persisnya, baru dikirim lagi penembak jitu dan kerangkeng besi,” kata Kepala Bidang Teknis BBKSDA Riau, Mahfud.

 

  Lebih lanjut dikatakannya, selain terus berusaha menggali informasi dari rekan korban terkait lokasi peristiwa penyerangan tersebut. Pihaknya juga berkoordinasi dengan aparat TNI dan Polri di sana, karena saat ini pihaknya belum mengetahui secara pasti kejadian penyerangan oleh harimau Sumatera tersebut.

  “Lokasi persisnya belum tahu, karena informasi sementara di Sungai Gaung. Begitu kita tahu, langsung segera kirim tim ke sana,” ujarnya. 

  Dijelaskan Mahfud, proses pencarian dan evakuasi harimau yang terjadi di wilayah Kabupaten Indragiri Hilir tersebut akan sama dengan upaya sebelumnya, yakni evakuasi harimau Sumatera, Bonita. Saat itu, Polri bersama TNI, dan BKSDA Riau membentuk tim gabungan guna menangkap harimau betina yang masuk ke perkebunan sawit milik perusahaan swasta di Pelangiran, Indragiri Hilir.

  “Polanya akan sama dengan Bonita. Bedanya, Bonita di Pelangiran, yang sekarang di Gaung. Selain itu, kami juga mengimbau kepada masyarakat setempat agar sementara waktu tidak ke hutan,” ujarnya.(sol/mng)

(Laporan INDRA EFENDI dan SOLEH SAPUTRA, Tembilahan)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook