SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - Selama 2014 dan 2015 sebanyak 25 kempang atau transportasi pengakut sepeda motor dan orang (roro kayu) yang sudah dibuat Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo). Kempang-kempang ini diadakan untuk membuka akses antar desa yang melalui jalur laut.
“Tujuan kita membuka keterisoliran wilayah desa. Karena wilayah desa kita banyak yang harus dihubungkan melalui jalur laut,” sebut Kepala Dishubkominfo Hariadi MT ditemui di ruangan kerjanya kemarin.
Pengelolaan kempang-kempang itu sebut Hariadi diserahkan kepada seluruh pemerintah desa. Sehingga bisa dikelola dengan baik dan maksimal. “Yang kita pesan kepada seluruh kades agar anak sekolah dan masyarakat yang sakit dapat digratiskan.
Selain itu terserah kades untuk mengelola dan mengoperasionalkannya dengan baik agar daerahnya tidak terisolir lagi,” katanya.
Meski begitu ia mengakui bahwa di sejumlah desa malah belum memanfaatkan kempang-kempang tersebut. Makanya dalam waktu dekat pihak Dishubkominfo akan melakukan evaluasi ke lapangan.
“Padahal pengadaan kempang ini berdasarkan usulan desa-desa tersebut. Kalau memang nantinya dalam evaluasi mereka tetap tidak mau menggunakannya, maka akan kita tarik dan alihkan ke desa yang lebih memerlukannya,” tegas Hariadi.
Menurutnya upaya pengadaan kempang tersebut sebagai bentuk perhatian Pemkab Meranti dalam rangka membuka seluruh akses antar desa. Dengan begitu nantinya seluruh masyarakat akan semakin mudah bepergian, terutama dengan membawa kendaraan sepeda dayung atau sepeda motor.
“Kempang ini untuk membantu masyarakat. Kalau disalahgunakan atau tidak digunakan akan kita ambil saja lagi. Karena masih banyak desa yang mau dan mengelola kempang ini untuk mempermudah akses masyarakat,” jelasnya.
Hariadi merincikan 25 kempang tersebut diperuntukkan bagi trayek antar desa di antaranya kempang penyeberangan Desa Baran Melintang, Kecamatan Pulau Merbau menuju Kelurahan Teluk Belitung, Kecamatan Merbau, kempang penyeberangan Suak, Desa Banglas menuju Semulut, Desa Banglas, Kecamatan Tebingtinggi, kempang penyeberangan Desa Tanjung Sari, Kecamatan Tebingtinggi Timur menuju Desa Tanjung Samak, Kecamatan Rangsang.
Selanjutnya Kempang penyeberangan Desa Topang, menuju Desa Topang, Kecamatan Rangsang, kempang penyeberangan Desa Semukut, Kecamatan Pulau Merbau menuju Desa Mekong, Kecamatan Tebingtinggi Barat, kempang penyeberangan Desa Pelantai, Kecamatan Merbau menuju Desa Ketapang, Kecamatan Pulau Merbau, kempang penyebrangan Desa Tanjung Kulim, Kecamatan Merbau menuju Desa Tanjung Peranap, Kecamatan Tebingtinggi Barat.
Kemudian Kempang penyerangan Desa Beting menuju Desa Sokop, Kecamatan Rangsang Pesisir, kempang penyeberangan Desa Dedap, Kecamatan Tasik Putri Puyu, kempang penyeberangan Desa Tanjung Darul Takzim menuju Desa Lalang Tanjung, Kecamatan Tebingtinggi Barat, kempang Penyebarangan Desa Kundur menuju Desa Tempurung, Kecamatan Tebingtinggi Barat, kempang penyeberangan Desa Tanjung Peranap, Kecamatan Tebingtinggi Barat menuju Desa Lukit, Kecamatan Merbau.
Rute berikutnya yakni kempang penyeberangan Desa Sungai Tengah, Kecamatan Merbau menuju Desa Desa Tanjung Peranap, Kecamatan Tebingtinggi Barat, kempang penyeberangan Desa Sungai Tengah, Kecamatan Merbau, kempang penyebrangan Desa Sialang Pasung, Kecamatan Rangsang Barat, kempang penyeberangan Semulut menuju Sedulur, Kecamatan Tebingtinggi dan kempang penyebrangan Desa Beting, Kecamatan Rangsang Pesisir menuju Pelabuhan Dorak, Kecamatan Tebingtinggi.
“Jadi tiap desa memang diletakkan satu kempang, walaupun ada yang belum memanfaatkannya. Kalau di penyeberangan maka di masing-masing titik kita tempatkan kempangnya. Sehingga memudahkan rute penyebrangan nantinya,” terang Hariadi MT.(amy)