PEMKAB MERANTI BERHARAP BANTUAN PEMPROV

Kebakaran Kebun Sagu Meluas

Riau | Selasa, 04 Februari 2014 - 11:25 WIB

Kebakaran Kebun Sagu Meluas

SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - Kebakaran kebun sagu yang terjadi di Kecamatan Tebingtinggi Timur belum juga padam. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Meranti melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) mengaku kewalahan mengatasi persoalan ini.

Dishut berharap Pemerintah Provinsi Riau turut membantu dengan membuat hujan buatan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Bukan malah padam, namun kasus kebakaran kebun sagu terus meluas. Kali ini kebakaran meluas ke wilayah Desa Telukbuntal.

‘’Jadi kebakaran yang terjadi belum berhasil dipadamkan karena terlalu luas. Kami kewalahan mengatasinya. Saat ini kebun sagu yang ada di Desa Telukbuntal lebih kurang 5 hektare juga turut terbakar,’’ kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Kadishutbun), Ir Mamun Murod MM MH, Senin (3/2).

Dengan kondisi ini, tambahnya pihaknya langsung membuat surat kepada Dishut Provinsi Riau agar membantu menurunkan hujan buatan ke wilayah Meranti. Khususnya di lahan yang terbakar. Sehingga nantinya kebakaran lahan yang terjadi bisa dipadamkan.

Karena hingga kini lanjut Murod jajaran Dishutbun masih terus berada di lapangan untuk membantu pemadaman. Namun tetap saja, api belum berhasil dipadamkan.

‘’Itu karena keterbatasan alat dan SDM kita. Suratnya sedang saya pegang dan akan dikirimkan ke Pemerintah Provinsi Riau,’’  ujarnya.

Dia mengaku terhadap persoalan kebakaran lahan di Meranti sudah dilaporkan Kepada Bupati. ‘’Sudah kami laporkan kepada Bupati dan akhirnya kami harus menyurati Pemprov Riau agar membantu,’’ sebutnya.

Kewalahan untuk memadamkan api tersebut juga diutarakan Camat Tebing Tinggitimur, Helfandi SE MSi, Senin (3/2). Ia mengatakan saat ini dalam aksi pemadaman oleh tim masih terus dilakukan. Namun tetap saja api belum berhasil dipadamkan.

‘’Kami juga masih menurunkan jajaran dari Pemerintah Kecamatan Tebingtinggi Timur untuk membantu aksi pemadaman,’’ sebutnya.

Terhadap dampak kebakaran lahan perkebunan sagu itu, kata Helfandi belum mengganggu aktivitas nelayan di wilayah kerjanya. Walaupun sebenarnya asap tipis mulai menyelimuti perairan dan daratan di kecamatan yang beru berumur 3 tahun itu.

‘’Belum. Belum mengganggu masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan. Namun memang kabut tipis mulai menyelimuti wilayah Tebingtinggi Timur,’’ katanya.

Dari pantauan wartawan di Kota Selatpanjang, memang kabut mulai menyelimuti Kota Selatpanjang, namun masih tipis. Bahkan dari pantauan juga belum ada masyarakat yang menggunakan masker sebagai upaya antisipasi Inveksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).

Belum Berbahaya

Kepala Dinas Kesehatan, dr Irwan Suwandi menegaskan kebakaran yang terjadi belum mengganggu kesehatan warga, khususnya di wilayah Kecamatan Tebing Tinggi Timur dan sekitarnya. Apalagi di Kota Selatpanjang.

‘’Belum membahayakan bagi kesehatan masyarakat kita. Jadi masih diambang batas normal,’’ sebutnya.

dr Irwan menyebutkan juga Dinas Kehatan Kepulauan Meranti juga menurunkan sebanyak 8 orang perawat ke lokasi kebakaran. Ini dilakukan untuk mengantispasi berbagai kemungkinan terburuk. Selain itu juga Dinas Kesehatan mengirimkan sebanyak 800 masker ke lokasi kebakaran dan wilayah sekitarnya.

‘’Petugas yang kami diturunkan untuk berjaga-jaga saja. Karena memang belum membahayakan,’’ katanya.

Di Siak 100 Ha Terbakar

Dari Kabupaten Siak dilaporkan, kebun sagu seluas 100 hektare milik Yuleng Samki, warga Kepulauan Meranti yang berada di Desa Penyengat kecamatan Sungai Apit, Siak. Lokasi kebakaran ini berdekatan areal dermaga Futong milik RAPP, Senin (3/1) habis terbakar.

Kebun sagu tersebut telah berusia lima tahun dan siap panen, namun sayangnya habis dilalap si jago merah.

Informasi di TKP, kebakaran ini diketahui dari hasil keterangan pengurus lapangan, anak buah Yuleng yang menyebutkan kejadiannya terjadi tiga hari kemarin.

‘’Api dengan mudahnya membakar batang sagu dikarenakan banyaknya dedaunan kering pelepah batu sagu serta semak belukar kering di sekitar batang sagu serta struktur tanah adalah gambut kering,’’ kata Kapolres Siak AKBP Dedi Rahman Dayan SIK MSi melalui Kapolsek Sungai Apit AKP Syafnil Tanjung kepada Riau Pos.

Diakui dia, pihaknya sedikit kewalahan untuk menuju lokasi kejadian. Karena harus melewati jalur laut yang memerlukan waktu dalam hitungan jam. Meski begitu, ia bersama anggota turun langsung ke TKP untuk melakukan pemadaman.

Meski kondisi cuaca panas sehingga api dengan mudahnya menyambar dedaunan.  ‘’Saat ini api telah dipadamkan,’’ ujar dia.

Puluhan Ha Lahan Terbakar di Bukitbatu

Puluhan hektare milik warga di Kecamatan Bukitbatu terbakar. Sumber api berasal dari Desa Sungaiselari dan Desa Batangduku sebanyak 12 hektare lahan. Sedangkan Desa Sejangat 5 hektare dan Desa Dompas 5 hektare.

Camat Bukitbatu, Muhammad Fadlul Wajdi, Senin (3/2) memaparkan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Kecamatan Bukitbatu diduga akibat cuaca panas.

‘’Ketika musim kemarau, masyarakat kami imbau untuk tidak melakukan pembakaran lahan. Jika akan membuka lahan baru, jangan dibakar. Asap yang dihasilkan dari pembakaran lahan sangat mengganggu kesehatan warga,’’ ungkapnya.

Dikatakannya, uapaya pemadaman api terus dilakukan oleh Masyarakat Peduli Api (MPA), BPBD-Damkar dan anggota Satpol PP Kecamatan Bukitbatu. Camat juga mengingatkan, masyarakat perlu melaporkan kepada pihak desa atau kelurahan setempat bila terjadi karhutla di wilayahnya.

‘’Dalam menanggapi karhutla, dukungan dari semua pihak mesti ada. Baik itu dari masyarakat, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda. Segera laporkan jika ada titik api yang besar telah membakar lahan masyarakat. Sehingga penanggulangannya bisa cepat,’’ tutur camat.

Mulai Mengancam

Karhutla yang terjadi di sejumlah titik di pulau Bengkalis mulai mengancam kesehatan masyarakat. Debu bekas kebakaran beterbangan ke mana-mana. Tak hanya itu, kabut asap juga mulai menyesakkan pernafasan terutama di pagi hari.

Kendati kabut asap belum begitu tebal dan belum menganggu jarak pandang. Namun demikian, masyarakat tetap diminta waspada dan antisipasi terhadap kemungkinan yang ditimbulkan oleh debu bekas kebakaran maupun kabut asap.

Kepala Dinas Kesehatan Bengkalis Moh Sukri yang dihubungi Senin (3/2) mengatakan, sejauh ini memang belum ada laporan dari Puskesmas-puskesmas terkait penderita ISPA. Kemudian penyakit iritasi mata dan penyakit lainnya yang ditimbulkan akibat kabut asap dan debu karhutla ini.

Kendati demikian, pihaknya tetap mewanti-wanti masyarakat untuk waspada dengan menjaga diri dari kemungkinan terserang penyakit akibat asap. Terutama himbauan memakai masker jika hendak keluar rumah.

Ditambahkan pula oleh Kasie P2P Diskes Ediyanto bahwa kemungkinan kabut asap mulai mempengaruhi kesehatan masyarakat bisa saja terjadi.

Namun karena data konkrit belum diterima dari puskesmas, ia belum bisa memberikan informasi lebih jauh. Namun melihat jarak pandang akibat kabut asap yang masih jauh. Artinya masih di atas 50 meter, kemungkinan warga yang terserang penyakit iritasi mata maupun ISPA masih kecil.

Walaupun begitu ia tetap mengkhawatirkan kondisi debu Karhutla yang berterbangan yang mengancam kesehatan, apalagi jika tidak dibarengi dengan memakai masker saat keluar rumah.(amy/aal/evi/rpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook