KAMPAR (RIAUPOS.CO) - Pagelaran musik tradional oguong calempong bukan hanya bertujuan meraih penghargaan Musium Rekor Indonesia (MURI) saja.
Namun lebih dalam lagi yakni pelestarian kesenian tradisional dan budaya asli daerah Kampar yang merupakan wujud nyata jati diri seni budaya Kampar.
Iven ini sekaligus sebagai wahana kreatifitas para seniman dan budayawan Kampar dalam menggali potensi-potensi seni yang sudah lama terkikis oleh zaman.
Hal tersebut dikatakan ketua pelaksana Hari Jadi ke-54 Kampar tahun 2014 Ir Nurahmi MM yang juga Asisten Administrasi Umum Setda Kampar, saat memberi laporan pada acara pembukaan pagelaran musik tradisional ogoung calempong atau gondang ogoung dalam memperingati Hari Jadi ke-64 Kabupaten Kampar di Taman Kota Stadion Tuanku Tambusai Bangkinang Kota, Sabtu (1/2).
Dijelaskannya, pagelaran ini akan dimulai dari tanggal 2 sampai 6 Februari nonstop selama 72 jam 64 menit di taman kota halaman stadion Tuanku Tambusai Bangkinang.
Ini momen yang sangat baik, dimana masyarakat dapat melihat langsung kesenian daerahnya yang merupakan wujud nyata jati diri daerah Kampar yang kita cintai ini, ujar Nurahmi disela-sela acara.
Dijelaskannya, untuk tidak mengganggu waktu salat, pihak MURI memberikan dua alternatif yakni aktivitas calempong dapat dihentikan setiap adzan dan salat atau tetap dilaksanakan oleh salah seorang dengan intensitas ritme dan suara yang disesuaikan dengan kondisi saat ibadah.
Kita selaku panitia memilih alternatif pertama dengan menggantikan waktu yang dipergunakan untuk istirahat pada waktu adzan dan salat yang secara totalitas pagelaran tersebut tidak boleh kurang dari 72 jam 64 menit, tutur Nurahmi.
Nurahmi menambahkan, bahwa Pemkab Kampar terus mendukung seni budaya kampar sehingga nantinnya akan menjadi icon dinegeri sendiri agar dicintai masyarakatnya serta icon sebagai kebanggaan masyarakat Kampar.(adv/a)