PASANG LAUT JADI SUMBER PENDAPATAN BARU MASYARAKAT TEBINGTINGGI BARAT

Ojek Gerobak Tawarkan Jasa Angkut Motor dan Orang

Riau | Sabtu, 04 Januari 2014 - 08:24 WIB

 Ojek Gerobak Tawarkan Jasa Angkut Motor dan Orang
OJEK GEROBAK: Jasa ojek gerobak angkut yang digunakan untuk menyeberangi orang dan sepeda motor guna menghindari air pasang laut yang naik ke darat dan menggenangi jalan di Desa Alai, Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kamis (2/1/2014). Foto: Ahmad Yuliar/Riau Pos.

Laporan AHMAD YULIAR, Tebingtinggi Barat  ahmad_yuliar@riaupos.co

Naiknya air laut ke darat akibat banjir rob atau yang dikenal dengan pasang keling ternyata menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat di sejumlah daerah di Kepulauan Meranti.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sejumlah masyarakat menyediakan angkutan gerobak atau sampan untuk mereka yang tidak mau kendaraan bermotornya terkena air laut.

Salah satu daerah yang terkena pasang laut adalah Desa Alai, Kecamatan Tebingtinggi Barat. Kamis (2/1), banjir rob terjadi di dekat Jembatan Alai. Air di sana merendam badan jalan hingga ketinggian 20 centimeter dan sepanjang lebih kurang 200 meter.

Kondisi ini pun dimanfaatkan oleh sejumlah warga dengan menyediakan sarana transportasi berupa ojek gerobak. Di gerobak tersebut akan diangkut sepeda motor dan juga orangnya sekaligus.       

Tampak puluhan gerobak mangkal di pangkal dan ujung lokasi banjir. Masyarakat memang menghindari sepeda motor mereka terkena air laut.

Pasalnya, air laut dapat menyebabkan besi sepeda motor berkarat dalam waktu sekejap. Tak heran jika ojek gerobak ini menjadi pilihan melintasi banjir rob.

Untuk sekali jalan, pengendara sepeda motor yang menggunakan jasa ojek gerobak ini harus membayar Rp10 ribu per motornya. Sementara satu gerobak, ada dua pekerja yang membawa dan melewati sepeda motor dari banjir dengan memakai gerobag.

Saat wartawan mencoba menaiki ojek gerobag ini, kondisi oleng begitu dirasakan saat ditarik pekerja. Tidak sedikit pengendara perempuan menjerit-jerit, sebab rasanya motor tersebut akan tumbang dan tercebur ke air.

Daham, warga Desa Alai, salah satu tukang ojek gerobak mengaku kemungkinan air akan kembali menyusut pada empat hari ke depan. Setiap hari ia bisa mendapatkan seratusan ribu rupiah dari hasil ojek gerobak ini.

“Air ini akan kecil pada empat hari lagi atau sekitar tanggal 8 Januari nanti. Ojek gerobak ini hanya saat pasang air laut saja,” kata Daham ketika ditanya di sela-sela kesibukannya menyeberangi pengendara dari banjir.

Bukan hanya di Desa Alai Saja, di Desa Lalang Kecamatan Tebingtinggi Barat juga berlaku serupa. Pasang laut juga menjadi sumber rezeki bagi warga sekitar yang menjual jasa transportasi menyeberangi air pasang laut.

Salah satu penyeberang asal Selatpanjang Ludrey yang ingin melalui jalan poros Desa Lalang Tanjung tersebut mengaku memang menghindaari air pasang laut yang menggenai jalan karena akan merusak sepeda motor dan membuat karat nantinya.

Ia juga lebih memilih naik sampan menyeberang daripada harus menempuh banjir pasang dengan berjalan kaki.

“Kalau melalui banjir akan membuat celana basah, sepatu basah dan membuat susah dilalui. Lebih baik naik sampan atau gerobak transportasi yang disiapkan masyarakat untuk menyeberang,” kata warga Banglas itu, Jumat (3/1).***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook