Restorasi Situs untuk Melestarikan

Riau | Sabtu, 04 Januari 2014 - 07:57 WIB

SIAK (RIAUPOS.CO) - Restorasi (renovasi) situs sejarah peninggalan kerajaan Kesultanan Siak yang dilakukan oleh Pemkab Siak telah rampung.

Restorasi tersebut dilakukan untuk melestarikan peninggalan sejarah dan dimanfaatkan oleh tugas dan fungsi (tupoksi) dari masing-masing SKPD.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Dalam peninjauannya ke tiga obyek situs sejarah yaitu Istana Siak, Masjid Syahbuddin, dan Balairung Sri Museum Budaya daan sejarah eks balai kerapatan adat, Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi mengatakan, situs sejarah ini merupakan obyek yang dijual pada wisatawan.

“Meski dilakukan restorasi, namun tetap mempertahankan kondisi semula,” ujar Syamsuar didampingi Kadisparpora Hendrisan SSos MSi, Jumat (3/1).

Menurutnya, restorasi yang dilakukan dikarenakan kondisinya sudah harus dilakukan, jika tidak, maka keaslian dan juga nilai sejarah peninggalan ini kian memudar. Karena itu Pemkab melakukannya, dengan berkonsultasi dan mendapat perizinan dari badan kepurbakalaan nasional.

Melakukan restorasi ini sebut dia tak mudah, dan tak sama dengan gedung lainnya. Di situs sejarah ini tak boleh mengubah bentuk asli dan tergolong rumit.

Ia mencontohkan jika ada satu batang kayu yang rusak tak pernah diganti dengan yang lain kecuali harus juga kayu.

Situs sejarah di Siak ini lanjut dia keasliannya masih terjaga. Hanya saja terdapat penyempurnaan-penyempurnaan dalam mempertahankan dan memperkuat usia gedung. Adapaun benda-benda peninggalan itu, tetap terjaga dan terawat.

“Bisa lihat dan saksikan sendiri,” sebutnya.

Pasca-selesainya restorasi situs sejarah ini, tahun 2014 bisa dijadian obyek wisata yang dikunjungi wisatawan.  Bahan, Pemkab telah mengeluarkan SK bahwa balai kerapatan adat telah dijadikan museum yang dikelola nanti oleh Disdikbud.

“Saat ini sudah ada beberapa koleksi museum peninggalan dan juga replikanya. Namun jika ada warga yang mau menyumbangkan silahkan saja,” ajaknya.

Selain situs sejarah ini, Pemkab juga akan mengusulkan kembali situs sejarah lainnya itu Bentang Tangsi Belanda yang berada di kecamatan Mempura dan rumah Frontier.

Kadisbudparpora Hendrisan SSos MSi menambahkan, selaian tiga situs sejarah tadi daya dukung menarik wisatawan, pihaknya juga telah menyiapkan obyek lainnya. Tak hanya obyek lewat iven juga terus digencarkan. (adv/a)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook