BANJIR PELALAWAN

Medan Berat, Bantuan Tersendat

Riau | Rabu, 04 Januari 2012 - 10:51 WIB

Medan Berat, Bantuan Tersendat
Seorang pria hampir putus asa melihat mobilnya terpuruk di bibir parit jalan koridor Langgam yang tenggelam Selasa (3/1/2012). (Foto: bunyamin/riau pos)

PANGKALANKERINCI (RP)- Proses pengiriman bantuan logistik Pemerintah Kabupaten Pelalawan untuk korban banjir di Kecamatan Langgam tersendat.

Petugas beberapa kali melakukan bongkar muat di tengah jalan lantaran kendaraan tak mampu menembus jalan yang masih tergenang hingga 70 Cm.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Dari Pangkalankerinci, logistik diangkut menggunakan beberapa mobil pick up dan satu truk medium. Tepat di KM 16 jalan koridor Langgam, bahan logistik dibongkar kemudian diangkut lagi menggunakan truk lebih besar.

Tiba di KM 19, dekat ponton penyeberangan, bahan-bahan yang diperuntukkan bagi ratusan kepala keluarga (KK) yang terisolasi di beberapa desa, dipindahkan ke kapal pompong untuk dikirim ke titik bagi.

Seorang petugas pengiriman mengatakan, armada truk pengangkut harus melalui empat titik rawan sebelum mencapai pompong. Titik pertama dan kedua di KM 12 masih dapat dilalui kendaraan roda empat semua jenis.

Problem muncul di KM 16, karena air yang merendam jalan mengalir sangat deras hingga menghanyutkan lapisan kerikil sedalam setengah meter.

‘’Pakai pick up kita tak berani. Soalnya kalaupun bisa lewat, barang pasti basah. Biarlah kita pindahkan pakai colt diesel saja,’’ tutur Rubi, seorang petugas honorer Pemkab yang bertugas mengantar paket bantuan Pemkab.

Dengan kondisi jalan yang sudah rusak dan banjir, melangsir adalah satu-satunya cara demi menjamin keselamatan logistik. Proses pengiriman melibatkan sedikitnya 20 pekerja dari pegawai honorer Pemkab Pelalawan dibantu warga Langgam.

Seluruh proses pengiriman di bawah komando Camat Langgam.   Camat Langgam, Faisal mengatakan, seluruh bantuan yang dikirim pada Selasa (3/1) kemarin telah disalurkan ke warga penerima.

‘’Alhamdulillah akhirnya kiriman hari ini bisa disampaikan meskipun dengan susah payah,’’ katanya. Adapun bahan bantuan yang dikirim berupa beras, gula pasir, minyak goreng, mie instan dan air mineral.

Hingga kemarin, belum ada tanda-tanda penurunan kedalaman air di seluruh wilayah yang terkena banjir. Di jalan koridor Langgam, kedalaman air tercatat antara 30-70 Cm. Di jalan lintas menuju Desa Terusan Baru kedalaman diperkirakan tak kurang dari 1,5 meter. Keadaan serupa terjadi di jalan lintas menuju Kecamatan Pelalawan. Air setinggi 1-1,5 meter menggenangi ruas sepanjang 5 Km.

Kepala Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Pelalawan Drs H Nasri FE MSi mengatakan, kedalaman air sempat turun lebih kurang 30 Cm dalam tiga hari terakhir. Namun dia memastikan penurunan sebesar itu belum membawa perubahan apa-apa.

Bahkan sangat mungkin kedalaman air bertambah lagi jika terjadi hujan. ‘’Jadi sampai hari ini kondisinya belum aman meski ada penurunan sedikit. Hari ini pantauan kita telah terjadi hujan kecil di beberapa tempat,’’ jelasnya.

Di bagian lain, sebuah mobil Mitsubishi Kuda bernopol B 8610 ZW nyaris hanyut saat melintas jalan koridor Langgam petang kemarin. Mobil yang dikemudikan pemiliknya, Indra (40), sempat terseret arus sejauh lima meter ke bahu jalan.

Beruntung, mobil tersangkut benda keras hingga terhindar dari kecelakaan. Mobil berhasil dikeluarkan dari jebakan arus deras dengan diderek menggunakan kendaraan lain.

Terserang Demam

Dari Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) dilaporkan, dampak banjir di tiga kecamatan yakni Pujud, Rantaukopar dan Tanahputih, mulai terlihat. Di Pujud, sejumlah anak yang berada di lokasi banjir yakni di Kepenghuluan Airhitam mulai terserang demam.

‘’Kondisi air di Kepenghuluan Airhitam sudah mulai jauh berkurang. Rumah yang semula terendam, belakangan sudah tidak lagi. Air sekarang masih menggenangi halaman rumah penduduk saja,’’ kata Camat Pujud, Hasyim SP.

Kendati demikian, menurut Penghulu Kepenghuluan Air Hitam, Zamzami, dampak banjir sudah terasa.

‘’Yang namanya banjir, kan anak-anak sering bermain. Lantaran itu, mereka demam. Padahal, penyakit yang kerap muncul saat musim banjir itu diare, gatal-gatal dan ISPA. Justru diare yang belum ditemukan,’’ katanya.

Terkait hal itu, lanjut Hasyim, masyarakat Kepenghuluan Airhitam jelas sedang perlu bantuan. Salah satunya air bersih. Karena selama banjir, persediaan air bersih mulai menipis. ‘’Selain itu juga bantuan lain berupa obat-obatan,’’ kata Hasyim.

Kepala Dinas Kesehatan Rohil, dr H Muhammad Junaidi Saleh MKes tak menafikan hal itu. ‘’Biasanya, kalau sudah banjir, penyakit yang kerap muncul adalah diare, kulit dan ISPA. Karena, saat banjir masyarakat sulit dapat air bersih,’’ kata Junaidi.

Hanya, lanjutnya, pihak Dinas Kesehatan Rohil belum dapat informasi berapa jumlah masyarakat yang sakit akibat banjir di Kepenghuluan Airhitam. ‘’Yang jelas, kita sudah intruksikan semua Puskesmas terutama di daerah langganan banjir untuk lebih dapat mengintensifkan pelayanan kesehatan masyarakat,’’ tuturnya.

Kondisi genangan air yang sudah mulai berkurang juga dialami sejumlah daerah di Kecamatan Rantaukopar. Malah, air mulai surut agak besar yakni mencapai sekitar 10 Cm. Kendati demikian, beberapa wilayah di daerah aliran sungai masih terendam banjir.

Termasuk beberapa sekolah di Kepenghuluan Sekapas dan Rantaukopar.

‘’Kalau siswa sebagian masih diliburkan karena sekolahnya terendam. Namun kegiatan belajar mengajar dialihkan ke rumah penduduk yang diawasi para gurunya. Ini agar siswa tak ketinggalan pelajaran,’’ kata Camat Rantaukopar, M Nasir.

Menurutnya, batas waktu belajar di rumah penduduk yang diikuti siswa Sekolah Dasar (SD) ini direncanakan tak berlangsung lama.

‘’Kita lihat dua atau tiga hari ini. Kalau airnya kering dan sekolah bisa ditempati, kegiatan belajar mengajar bisa dilakukan lagi di sekolah. Lagipula, kondisi air di daerah kita sudah mulai surut,’’ kata Nasir.(bun/sah)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook