LAPORAN HARTA KEKAYAAN CALON KEPALA DAERAH

Suhartono, Sahrul dan Suparman Calon Terkaya

Riau | Kamis, 03 Desember 2015 - 00:08 WIB

Suhartono, Sahrul dan Suparman Calon Terkaya
Ilustrasi.

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Dari hasil laporan harta kekayaan calon bupati dan wali kota yang disampaikan masing-masing calon kepala daerah, Suhartono calon bupati yang maju di Kabupaten Siak mempunyai harta kekayaan melebihi dari masing-masing calon kepala daerah lainnya yaitu sebesar Rp67,530 miliar.

Sedangkan di posisi kedua, Syahrul calon Wakil Bupati Siak sebesar Rp52,160 miliar. Sementara itu, Suparman mantan ketua DPRD Riau yang maju pada Pilkada Serentak, tersebut memiliki harta kekayaan Rp39,949 miliar. Untuk masing-masing calon yang lain berkisar ratusan juta hingga miliaran.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Riau, DR H Nurhamin, mengatakan laporan harta kekayaan tersebut akan disampaikan di setiap masing-masing daerah calon pemilihan kepala daerah. "Sesuai dengan instruksi pimpinan KPK agar harta kekayaan tersebut disebarluaskan ke seluruh desa hingga ke TPS-TPS. Harta kekayaan yang disampaikan sudah di KPU dan sudah diperiksa KPK," ujar Nurhaimin.

Sementara itu, Pimpinan KPK Zulkarnain mengatakan dari hasil laporan kekayaan yang disampaikan masing-masing calon kepala daerah itu wajar-wajar saja. "Saya menilai hal tersebut wajar-wajar saja, karena calon dari Riau kan kaya-kaya. Dan kita tidak bisa menyalahkan begitu saja karena kita tidak tahu harta mereka bisa saja dari harta kekayaan warisan. Namun kami menghimbau kepada semua pihak terutama masyarakat agar melaporkan jika harta kekayaan yang disampaikan masing-masing calon tidak wajar. Silahkan laporkan maka KPK akan menindaklanjutinya. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama dalam melakukan pengawasan," ujar Zulkarnain.

Zulkarnein menambahkan melihat dari laporan harta kekayaan yang disampaikan masing-masing calon rata-rata memiliki kekayaan yang besar, sehingga dikhawatirkan rawannya terjadi money politic. "Yaitu membagi-bagikan uang oleh masing-masing calon kepala daerah tersebut kepada masyarakat agar memilihnya," terangnya.

Laporan: Dofi Iskandar

Editor: Fopin A Sinaga









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook