Bupati Bengkalis Bantu Bibit Petani Karet

Riau | Selasa, 03 Desember 2013 - 10:09 WIB

BENGKALIS (RP) - Bupati Bengkalis H Herliyan Saleh menyerahkan bantuan bibit tanaman kehutanan jenis tanaman serbaguba berupa bibit karet unggul atau okulasi, Senin (2/12).

Bantuan bibit karet yang diberikan sebanyak 188.750 batang untuk 7 desa Kecamatan Bantan  yang tergabung pada 20 kelompok,  dan 180.341 batang untuk kebun karet di 11 desa Kecamatan Bengkalis  yang tergabung dalam 18 ke lompok tani.   

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Bantuan bibit karet unggul ini diserahkan bupati secara simbolis di Desa Muntai Kecamatan Bantan dan merupakan program strategis Pemkab Bengkalis untuk meningkatkan produktivitas tanaman karet setiap tahunnya.

Dalam sambutana Herliyan menyebutkan, saat ini produksi tanaman karet rakyat hanya berkisar dari 600 sama 940 kg per  kk per hektare per tahun.

Kondisi ini sangat rendah bila dibandingkan produksi karet di perusahaan besar nasional atau swasta yang mencapai 1.500- 2.000 kg per KK, per hektare, per tahun.

“Penyebabnya petani karet belum menerapkan teknik budidaya tanaman karet yang tepat, bibit karet yang tidak baik,” ujarnya

Dikatakan, upaya peningkatan perluasan tanaman karet merupakan tugas bersama antara pemerintah dengan petani karet. Melihat perkembangan itu maka pemerintah Kabupaten Bengkalis  terus berupaya untuk meningkat luasan tanaman karet di beberapa kecamatan, sehingga dapat meningkatkan  pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

“Melalui pemberian bantuan bibit tanaman kehutanan jenis tanaman serbaguna  berupa bibit karet unggul ini, diharapkan mampu meningkatkan ekonomi dan pendapatan para petani. Di samping itu, untuk mendidik atau merangsang petani yang bergabung dalam wadah kelompok tani agar lebih optimal mengelola perkebunan (karet) dengan baik, sehingga kelak mampu menjadi petani mandiri,” ujarnya.

Untuk dikethui sebut Herliyan, tahun 2012 luas perkebunan karet rakyat di Kabupaten Bengkalis tercatat 32.258 ha, yaitu dengan kriteria  terdiri dari tanaman belum menghasilkan (TBM) 4.695 ha,  tanaman menghasilkan (TM) 21.694 ha,  tanaman tua rusak (TTR) 5.869 ha, produksi 19.821,35 ton, dengan rata-rata produksi 913.68 kg per hektare,  jumlah petani 17.513 KK, sementara   perusahaan perkebunan swasta 4.427 ha.

“Pada tahun 2013 (sampai smester I) pengembangan perkebunan karet rakyat baik melalui bantuan pemerintah dan swadaya masyarakat meningkat menjadi 6.184,50 (31,72 persen),  dan terluas berada di Kecamatan Bantan 13.230 ha. Para petani karet sejauh ini hanya bisa menjual karetnya dalam bentuk ojol, sementara pengolahan karet oleh pihak swasta,’’ jelasnya.

Menurutnya kondisi ini menyebabkan petani tidak menikmati nilai jual yang layak karena keterbatasan teknologi.

Karena itu saya minta kepada Dinas Perkebunan dan Kehutanan serta penyuluh untuk memonitor perkembangannya dan membimbing para penerima bibit karet ini, sehingga tujuan untuk mensejahterakan pekebun karet ke depan benar-benar terwujud.(adv/a)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook