Wartawan Kembali Gelar Aksi

Riau | Sabtu, 03 November 2012 - 09:07 WIB

Wartawan Kembali Gelar Aksi
Puluhan jurnalis melakukan aksi solidaritas kekerasan terhadap wartawan di Jalan Sudirman depan Kantor Wali Kota Pekanbaru, Jumat (2/11/2012). foto: teguh prihatna/riau pos

PEKANBARU (RP)- Puluhan wartawan dari berbagai organisasi kewartawanan yang ada di Riau kembali menggelar aksi, Jumat (2/11) sore untuk mempertanyakan kelanjutan penanganan kasus penganiayaan yang dilakukan anggota TNI AU terhadap beberapa jurnalis saat melakukan peliputan jatuhnya pesawat Hawk 200 TT 0212 beberapa waktu yang lalu. Terkesan kasus ini seperti didiamkan saja.

Aksi damai ini dimulai sekitar pukul 15.00 WIB. Puluhan wartawan yang sudah berkumpul selanjutnya melakukan longmarch dari Kantor Berita Antara di Jalan Sumatera menuju Tugu Selais di depan Kantor Walikota Pekanbaru.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Setibanya di tugu ini, orasi untuk menyampaikan rasa kekecewaan terhadap ketidakjelasan penanganan kasus penganiayaan ini pun dilakukan.

Dengan membawa spanduk bergambar salah seorang perwira TNI AU, Letkol Robert Simanjuntak yang sedang menganiaya salah satu jurnalis, beberapa wartawan menyampaikan harapannya agar kasus ini dapat diusut secara tuntas.

Selain orasi, dalam aksi damai ini juga dilakukan pembacaan puisi yang berisi kekecewaan terhadap terjadinya aksi kekerasan pada wartawan yang sedang melakukan peliputan.

‘’Ini aksi damai. Kita akan terus menjaga agar kasus ini tidak didiamkan begitu saja,’’ jelas kordinator aksi, Syahnan Rangkuti  kepada Riau Pos. Dikatakannya, hingga saat ini, tak ada perkembangan terkait proses penanganan kasus penganiayaan tersebut.    

‘’Kita menemukan jalan buntu. Tidak ada perkembangan dalam kasus ini. DPRD Provinsi Riau yang kita harapkan, juga tidak bisa menghadirkan Danlanud ke gedung dewan,’’ ungkapnya.

Hal inilah, ujar Syahnan yang harus disampaikan kepada masyarakat.

‘’Ini harus disampaikan kepada rakyat. Bahwa kita tidak akan diam, dan terus melakukan perlawanan. Ke depannya, pada tanggal 10 November kita akan melaksanakan aksi lain lagi, yakni malam renungan anti kekerasan. Ini akan dihadiri Pemred media se Riau. Malam renungan ini terbuka untuk umum. Kita undang siapapun masyarakat yang ingin bergabung untuk datang,’’ ucapnya.

Kekecewaan terhadap lambatnya penanganan kasus penganiayaan ini juga disampaikan salah seorang anggota Tim Advokasi Wartawan Riau, Ilham Muhammad Yasir SH LLM yang mendampingi wartawan korban penganiayaan.

‘’Penanganan kasusnya stagnan, lambat dan masih jalan di tempat. Kita terus meminta informasi perkembangan kasusnya, namun mereka (TNI AU) tidak mau memberitahukan dan terkesan menutup-tutupi,’’ ujarnya.

Tim Advokasi Wartawan Riau menilai, dengan saksi dan bukti-bukti yang diajukan, termasuk video saat Letkol Robert Simanjuntak menganiaya salah seorang wartawan, seharusnya sudah layak dilakukan penahanan terhadap pelaku, termasuk Robert.(ali)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook