Laporan RINA DIANTI HASAN dan MOLLY WAHYUNI, Kampar
Komisi II DPRD Kampar dalam sidak ke RSUD Bangkinang, Selasa (1/10) menemukan ribuan obat-obatan yang telah kadaluarsa menumpuk di rumah sakit tersebut. Obat-obatan ini dinilai Komisi II diperkirakan mencapai Rp1 miliar.
Obat kadaluarsa yang ditemukan terdiri dari obat generik dan obat paten di gudang RSUD Bangkinang. Selain obat kadaluarsa, juga ditemukan beberapa alat yang tidak berfungsi.
Masing-masing 2 ventilator karena rusak di ruangan ICU. Begitu juga dengan AC dan oksigen di ruangan ICU, yang seharusnya AC dan oksigen tersebut sentral tetapi kenyataan tidak.
Ketua Komisi II DPRD Kampar, Indra Gamal (2/10) dengan tegas mengatakan sangat terkejut dengan adanya ribuan obat yang telah kadaluarsa di RUSD Bangkinang. ‘’Seharusnya hal ini tidak terjadi, apalagi disaat masyarakat memerlukan obat, sementara di RSUD Bangkinang banyak obat kadaluarsa,’’ terang Indra Gamal.
Diterangkan lebih lanjut oleh Indra Gamal, kejadian ini sangat disayangkan terjadi. Selama ini, ujarnya, masyarakat berobat di RSUD Bangkinang malah disuruh membeli obat keluar, ternyata sekarang ditemukan obat-obat yang kadaluarsa dengan jumlah yang cukup banyak.
Begitu juga dengan peralatan di RSUD Bangkinang tersebut, banyak yang tidak berfungsi sementara harganya mencapai angka ratusan juta per unitnya.
‘’Ke depannya, janganlah seluruh kebutuhan RSUD tersebut dijadikan proyek, karena menyangkut kebutuhan orang banyak. Belilah barang sesuai dengan kebutuhan yang ada, sehingga tidak mubazir,’’ terang Indra.
Sementara itu, Kabid Perlengkapan RSUD Bangkinang Nuraisyah hanya memberikan jawaban singkat. Dia mengakui
banyak peralatan RSUD tidak berfungsi. ‘’Sementara kami di sini sifatnya pemakai dan perawatannya bukan kami. Begitu juga peralatan yang kurang masih banyak,’’ ucapnya.
Direktur RSUD Bangkinang dr Wira Dharma ketika dikonfirmasikan, Rabu (2/10) mengaku kaget mendengarkan informasi tentang nilai obat kedaluwarsa yang disebutkan mencapai Rp1 miliar itu.
Sebab, berdasarkan rekapitulasi yang telah dilakukan, total harga obat yang kedaluwarsa dalam akumulasi lima tahun terakhir hanya berkisar Rp186 juta dan daftar itu sudah diberikan ke Komisi II DPRD Kampar.
Wira juga mengatakan sudah banyak mendapat telepon baik dari wartawan maupun para koleganya terkait informasi tersebut dan dia berusaha menjelaskan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
“Intinya mengenai obat kadaluwarsa yang mendapat Rp1 miliar itu tidak benar. Jika saja gudang farmasi beserta seluruh obat yang ada itu dijual semuanya, harganya pun tidak sampai Rp1 miliar, apalagi harga obat kadaluwarsa ,”terang Wira.
Mengenai informasi tentang peralatan yang tidak terawat, Wira juga membantahnya.
“Mana mungkin peralatan tidak dirawat, semuanya mutlak harus dirawat karena berkaitan dengan nyawa manusia,” tegasnya.(yls)