Dahlan Iskan: PLN Segera Tambah Daya

Riau | Selasa, 03 September 2013 - 11:52 WIB

Dahlan Iskan: PLN Segera Tambah Daya
Dahlan Iskan.

JAKARTA (RP) - Krisis listrik yang melanda Provinsi Riau, Sumatera Utara (Sumut) dan Sumatera Barat (Sumbar) hampir sebulan terakhir belum teratasi.

Bahkan pemadaman bergilir yang diberlakukan PLN bisa terjadi lebih dari satu kali dalam sehari dengan durasi dua hingga tiga jam.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Melihat kondisi itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan meminta PLN lebih berani mengambil risiko darurat. Yakni, dengan menambah pasokan daya listrik yang lebih besar.

Dahlan menyadari, meski dengan mengambil langkah itu, PLN nantinya akan dipersoalkan melakukan inefisiensi. Tapi menurutnya, itu lebih baik dilakukan ketimbang rakyat sengsara karena listrik yang tak kunjung ada.

Pasalnya, lanjutnya, dulu saat menjabat Direktur Utama (Dirut) PT PLN, ia juga mengalami hal serupa. Terbukti atas aksi nekadnya menyewa genset secara besar-besaran masalah itu bisa teratasi.

‘’Keadaan di Riau Sumbar sudah sangat darurat. Biar saja dipersoalkan seperti dulu saya juga dipersoalkan. Masalahnya, rakyat Riau-Sumbar sudah sangat menderita. Krisis listrik di Riau-Sumbar ini sebenarnya hanya sementara. Yakni karena pembangkit di Ombilin (PLTU Ombilin, red) diperbaiki. Namun karena perbaikan itu akan memakan waktu tiga bulan, maka langkah darurat harus dilakukan oleh PLN,’’ papar Dahlan melalui pesan singkatnya pada JPNN, Senin (2/9).

Sementara, menurut Dahlan, pembangkit baru di Teluk Sirih juga tidak bisa langsung lancar dioperasikan, sehingga tidak akan membantu banyak mengatasi krisis listrik di Sumatera saat ini.

‘’Mestinya satu dua bulan ini pembangkit baru di Teluk Sirih juga sudah beroperasi. Namun biasanya pembangkit baru tidak bisa langsung lancar. Karena itu (PLN, red) harus berani mengambil langkah darurat. Kalau pun akan dibilang inefisiensi hanya akan berlangsung sekitar tiga bulan. Beda dengan zaman saya jadi Dirut PLN dulu yang daruratnya benar-benar darurat,’’ tuturnya.

Bahkan menurut pria berusia 62 tahun ini, keadaan darurat listrik di Riau-Sumbar saat ini tidak sulit dan tidak gawat bila dibandingkan dengan di Medan (Sumut). ‘’Syukurlah setelah saya jamin akan saya dukung, direksi PLN sudah mengambil nyata dengan menambah daya 50 MW bulan ini juga,’’  tutur Dahlan Iskan.

Instruksi sama juga disampaikan Dahlan Iskan kepada direksi PLN untuk mengatasi krisis kelistrikan di Sumut yang lebih parah saat ini. ‘’Saya minta direksi PLN untuk sungguh-sungguh mengatasi krisis listrik di Sumut, dengan memperhatikannya dengan cepat. Dan PLN dalam waktu dekat menambah pasokan listrik di Medan secara khusus, dan dalam jumlah yang besar,’’ katanya.

Menurut Dahlan, akhir September sudah terpasang diesel-diesel dalam jumlah besar, sampai 150 MW. Sebulan kemudian, atau akhir Oktober, tambah lagi 150 MW. Dengan demikian dalam dua bulan ke depan Sumut tambah daya 300 MW. Ini cukup untuk mengatasi krisis listrik yang berat di Medan. Dahlan memang minta PLN menempuh cara darurat itu, meski dampaknya akan menambah biaya pembelian BBM oleh PLN.

‘’Bisa saja langkah tersebut kelak akan dinilai sebagai inefisiensi di PLN. Tapi mengingat penderitaan rakyat Medan sudah sangat berat, langkah tersebut harus dilakukan,’’ katanya.

Langkah darurat itu akan diakhiri kalau tiga pembangkit besar yang sedang dibangun di Sumut selesai. Yakni 2x200 MW di Pangkalan Susu, 2x100 MW di Meulaboh dan 300 MW di Sarulla serta 180 MW di Asahan 3. ‘’Saya sungguh berharap krisis listrik di Sumbar, Riau dan Sumatera Utara cepat berakhir,’’ tegas Dahlan.

Sementara General Manager PLN WRKR, Doddy Benjamin Pangaribuan yang dikonfirmasi Riau Pos, Senin (2/9), mengaku pihaknya belum ada menerima perintah dari Meneg BUMN Dahlan Iskan untuk menyewa genset ataupun menerima surat yang menginstruksikan PLN WRKR untuk menyewa genset.

‘’Saya tidak tahu ada instruksi seperti itu kepada PLN WRKR atau mungkin dari Pak Dahlan kepada PLN Pusat, yang jelas kami tidak pernah menerima instruksi itu,’’ kata Doddy.

Ditambahkan Doddy, untuk proses penyewaan mesin generator set tersebut diperlukan waktu sekurang-kurangnya dua bulan.

‘’Proses sewa menyewa itu tentunya harus lewat lelang dan itu akan makan waktu dua bulan. Sementara kita akan bebas padam sebelum dua bulan itu yaitu pada bulan Oktober,’’ kata Doddy.

Menurut Doddy, Pembangkit PLTU Teluk Sirih di Bungus Sumatera Barat 1x110 MW akan beroperasi pada Oktober, PLTMG Balai Pungut 2x16,5 MW akan beroperasi juga pada Oktober.

‘’Pembangkit Ombilin unit II itu direncanakan akan beroperasi Oktober mendatang, jadi ada tiga pembangkit yang akan beroperasi di bulan Oktober, apalagi ditambah curah hujan yang semakin banyak, tentunya PLTA akan bekerja maksimal,’’ kata Doddy. (esg/zul/chi/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook