INDRAGIRI HULU

Waspadai Buku Salah Tulis Urutan Nabi Muhammad SAW

Riau | Rabu, 03 Februari 2016 - 09:00 WIB

RENGAT (RIAUPOS.CO) – Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakan Kemenag) Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Drs H Abdul Kadir mengimbau pihak sekolah dan pemerhati pendidikan agar melaporkan tentang adanya buku Pendidikan Agama Islam (PAI) yang salah menuliskan urutan Nabi Muhammad SAW. Sebab, disejumlah daerah ditanah air sudah beredar dan ditemukan buku PAI tersebut.

“Belakangan ini masyarakat di beberapa wilayah di Indonesia dihebohkan adanya penyebaran buku Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk siswa kelas V SD yang diterbitkan perusahaan Grafindo Media Pratama, salah menuliskan urutan Nabi Muhammad SAW,” ujar Kakan Kemenag Kabupaten Inhu Drs H Abdul Kadir, Selasa (2/2).

Menurutnya, pada buku yang dimaksud yakni dihalaman 86 yang disusun oleh Fauzi Abdul Ghofur dan Masyhudi tersebut, terlihat urutan nama-nama Rasul Allah SWT tertulis bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi di urutan yang ke-13 yang mana seharusnya diurutan ke 25.
Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sehingga dengan kondisi itu, Kemenag Kabupaten Inhu menyikapi hal ini dengan mengimbau kepada sejumlah sekolah agar melaporkan jika menemukan adanya buku tersebut. 

“Informasi ini kami peroleh melalui media massa yang menuliskan urutan Nabi Muhammad SAW terdapat kekeliruan sejak beberapa hari lalu,” ungkapnya.

Namun demikian sambungnya, sejauh ini belum ada ditemukan dan dilaporkan pihak sekolah kepada Kemenag Inhu. Bahkan, hal ini hendaknya menjadi perhatian serius bagi kalangan pendidikan didaerah ini.

Selain itu sebutnya, selama ini seluruh sekolah baik madrasah maupun sekolah umum tetap mengacu pada aturan dalam pembelian buku PAI. Ada beberapa penerbit yang dipakai dan buku yang salah menuliskan urutan Nabi Muhammad SAW ini belum pernah dipakai di seluruh sekolah dalam wilayah Kabupaten Inhu.

Untuk itu harapnya, kepada pihak kepala Madrasah Ibtidaiyah maupun Kepala SD agar menarik buku tersebut jika ditemukan beredar di sekolah. “Memang baru sebatas imbauan secara lisan. Namun setidaknya dengan pemberitahuan kepada sejumlah pihak sekolah akan dapat diketahui ada atau tidaknya beredar buku tersebut,” terangnya.(kas)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook