Jefry: Selamat Datang Calon Orang Kaya

Riau | Jumat, 03 Januari 2014 - 08:14 WIB

KAMPAR (RIAUPOS.CO) - Saung yang berdiri kokoh di bibir hamparan lahan pilot project bawang merah Desa Sei Geringging itu dijejali banyak warga pada Kamis (2/1) sore.

Mereka bukan tetamu yang ingin melongok hasil panen bawang merah di Desa itu. Tapi justru warga Desa Sei Geringging yang lagi serius mendengar arahan Bupati Kampar Jefry Noer. ‘’Selamat datang para calon orang kaya,’’ ucap Jefry saat menaiki saung itu.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sejak hasil panen bawang merah moncer di desa itu, 75 kepala keluarga yang ada di Desa Sei Geringging langsung memutuskan untuk menjadi petani bawang merah.

‘’Kami memilih untuk menjadi petani bawang merah lantaran hasilnya sudah kelihatan bagus. Suami saya petani, tapi sekarang jadi buruh bangunan di Lipat Kain. Jadi kami benar-benar mau menjadi petani lagi Pak. Kami mau kehidupan kami lebih baik lagi,’’ kata Suratmi, ibu dua anak yang mewakili Rasito suaminya, di pertemuan itu.

Bagi Jefry, keinginan warga yang ada di Desa sei Geringging itu adalah keinginan Pemkab Kampar. Sebab Pemkab Kampar berazam untuk mengentaskan kemiskinan, pengangguran dan rumah kumuh di Bumi Serambi Makkah.

‘’Saya hanya perlu keseriusan saudara-saudara saja. Jangan hanya Pemkab Kampar yang ingin masyarakatnya sejahtera. Kalau saudara semua serius, saya yakin, tahun ini juga Desa Sei Geringging sudah zero dari kemiskinan,’’ ujar Jefry.

Ada yang unik pada pertemuan warga Desa Sei Geringging dengan Jefry Noer itu. Bahwa ternyata ada juga masyarakat Batu Belah dan Tapung Hilir yang ikut bergabung di sana. Keinginan mereka sama, ingin menjadi petani bawang merah.

Agar hasil yang didapat petani kelak lebih baik, mereka mesti ikut magang dulu di lahan bawang merah Desa Sei Geringging yang diawasi langsung oleh Dewan Bawang Merah Nasional (DBMN). Setelah mereka dianggap bisa, masyarakat ini kemudian mesti membikin kelompok tani.

‘’Satu kelompok 10 orang. Ini berarti lahan yang diperlukan antara 2-2,5 hektare. Sebab jatah tiap kepala keluarga adalah 2.000-2.500 meter. Setelah kelompok terbentuk, mereka langsung mengajukan proposal pinjaman dana bergulir yang tentunya dengan bunga yang rendah. Agunan tetap ada. Sebab agunan itu adalah bagian dari keseriusan saudara,’’ kata Jefry.

Sebenarnya kata Jefry, keseriusan masyarakat itu sangat penting.

‘’Tak ada yang bisa merubah nasib kita, kecuali kita sendiri. Tentu atas izin Allah. Pemkab Kampar hanya menjadi fasilitator dan pembina serta mengarahkan masyarakatnya demi kehidupan yang lebih baik. Kalau masyarakatnya ndak mau maju, digendangi tujuh hari tujuh malam pun, nasib masyarakat itu tak akan berubah,’’ kata Jefry.

Lukman, perwakilan DBMN merinci, 2.000 meter tanaman bawang merah memerlukan modal sekitar Rp30 juta. Jika dikelola dengan baik, maka hasil dari lahan seluas 2.000 meter itu bisa mencapai Rp80 juta apabila harga jual bawang merah Rp20 ribu per kilogram.

Menurut Kadis Pertanian dan Peternakan Kampar Cokroaminoto, warga Desa Sei Geringging itu sebenarnya sudah punya kelompok tani. Mereka yang tadinya menjadi petani sawah punya tiga kelompok. ‘’Nah, kelompok ini kemudian kita pecah menjadi sub-sub kelompok,’’ katanya.

Lalu, warga Desa sei Geringging itu juga kata Cokro sudah ada yang selesai magang. Namun masih ada pula yang sedang dan akan magang.

‘’Yang sudah selesai magang, bisa saja mereka segera menanam bawang merah. Tentu dengan swadaya mereka. Kita akan lakukan pembinaan maksimal kepada mereka,’’ katanya.

Meski hujan mengguyur dan Jefry dalam kondisi berpuasa, lelaki ini masih tetap kelihatan bersemangat, memberikan arahan dan semangat kepada masyarakat, DBMN dan Dinas Pertanian dan Peternakan. Jefry minta, supaya Dinas Pertanian dan Peternakan benar-benar serius membina masyarakat yang mau bertanam bawang merah itu.

‘’Tempatkan petugas dinas di sini. Dia mesti diberi tanggungjawab untuk menyukseskan masyarakat Desa Geringging ini bertanam bawang merah,’’ pinta Jefry.

Bila keseriusan masyarakat sudah klop, maka yang terakhir kata Jefry, berserahlah kepada Allah SWT. Sebab hasil akhir tergantung sang pencipta.

‘’Ikhtiar sudah kita lakukan, kerja keras sudah kita jalankan. Mohonlah ridho Allah supaya bawang merah yang kita tanam tumbuh bernas dan hasilnya maksimal,’’ ujar Jefry.(adv/a)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook