Jalan Langgam Putus Total

Riau | Selasa, 03 Januari 2012 - 12:01 WIB

PANGKALANKERINCI (RP)- Banjir di sejumlah kawasan Kabupaten Pelalawan masih belum surut. Hingga Senin (2/1), sejumlah desa di enam kecamatan masih terendam. Air juga memutus sejumlah ruas jalan.

Salah satunya jalan akses RAPP yang menghubungkan Kecamatan Langgam dengan ibukota kabupaten.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Ponton penyeberangan menuju Pangkalankerinci ditutup sementara. Ketinggian banjir tak memungkinkan untuk operasi ponton,’’ ujar Camat Langgam, Faisal, Senin (2/12).

Penutupan operasi ponton membuat hubungan darat menuju ibukota Kecamatan Langgam putus total. Lalu-lintas truk dialihkan melalui jalan Sorek. Jalur truk dari Kabupaten Kuantan Singingi ke Pelalawan dialihkan melalui Pekanbaru.

Sedang distribusi bahan pokok ke Langgam memakai jasa kapal pompong. Selain lebih lambat, pompong menyebabkan biaya angkut meningkat tajam dan dipastikan mempengaruhi harga bahan pokok.

Dengan pompong, warga harus bayar Rp30 ribu per orang sebagai ongkos penyeberangan. Jika ingin bawa sepedamotor, ongkos ditambah Rp120 ribu per unit. Sedang ongkos barang ditetapkan berdasar kesepakatan.

‘’Mudah-mudahan air cepat surut agar distribusi barang ke Langgam kembali lancar,’’ imbuh camat.

Banjir juga masih menggenangi ruas jalan menuju ibukota Kecamatan Pelalawan dan memutus transportasi darat sejumlah desa di wilayah ini. Banjir juga merendam beberapa sekolah dan menyebabkan proses belajar mengajar tersendat. Dinas Pendidikan Pelalawan menyarankan para kepada kepala sekolah mencari lokasi belajar alternatif untuk digunakan pasca liburan semester.

‘’Setelah liburan, proses belajar mengajar sedapat mungkin tetap diupayakan berjalan. Kalau banjir ini lama, kita akan carikan tempat belajar alternatif agar anak-anak tak ketinggalan,’’ ujar Kepala Dinas Pendidikan Pelalawan, MD Rizal.  

Kepala Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi Pelalawan Nasri FE MSi mengatakan, ketinggian banjir hingga kemarin belum mencapai puncak. Namun berdasar pantauan pihaknya, telah terjadi penurunan beberapa sentimeter dalam dua hari terakhir.      

‘’Di beberapa wilayah banjir sudah turun sedikit. Mungkin  karena empat hari tak ada hujan. Namun bila dibanding banjir tahun-tahun sebelumnya, sekarang belum sampai puncak. Makanya masyarakat tetap harus waspada,’’ kata Nasri.

Ratusan Hektare Sawah Puso

Pasca banjir yang melanda 10 kecamatan di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Senin hingga Kamis pekan lalu, Dinas Tanaman Pangan mencatat sekitar 714 Ha lebih sawah masyarakat yang sudah ditanam padi dipastikan gagal panen (puso).

Jumlah ini, menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan Kuansing, Ir H Hardison MP bakal bertambah, karena masih ada satu kecamatan yang belum melaporkan luas lahan yang puso. ‘’Kita sekarang melalui petugas-petugas di lapangan tengah mendata berapa angka pasti sawah masyarakat yang terkena puso,’’ ujar Hardison.

Sawah yang puso, lanjutnya, paling banyak di Kecamatan Kuantan Tengah seluas 636 Ha, Kecamatan Gunung Toar 18 Ha dan Kecamatan Cerenti 50 Ha. Sekarang, pihaknya tengah menunggu data sawah yang puso untuk Kecamatan Benai.

Daerah-daerah yang terkena itu, menurutnya, ada di Desa Koto Sentajo, Kari, Kopah Kecamatan Kuantan Tengah, Koto Benai, Talontam, Tebing Tinggi Kecamatan Benai dan berbagai daerah lainnya. Kemudian, ada daerah-daerah yang masyarakatnya masih dalam masa penyemaian benih padi juga terkena puso. Diperkirakan luasnya mencapai 14,3 Ha lebih.

Kalau sudah terjadi puso, Hardison mengajak para petani kembali menanam ulang di lahan tersebut. Jika benih tak ada, bisa minta bantu pada mereka yang masih menyemai, seperti di Kecamatan Pangean, Kuantan Hilir dan Inuman. Karena rata-rata para petani menyemai padi dalam jumlah banyak. Namun jika tak juga bisa diupayakan, pihaknya berharap masyarakat kembali menyemai.

Tentu ada kendala jika padi yang tadinya selamat ditanam, usianya takkan sama dengan yang baru disemai. Karenanya, kalau ingin kembali menyemai, saat usia benih mencapai dua pekan, hendaknya cepat ditanam. Jangan tunggu usia benih mencapai tiga pekan. Tapi ini juga tergantung kedalaman air di sawah. ‘’Sawah yang airnya tinggi tentu tak bisa ditanami benih dalam usia muda,’’ katanya.

Dari pantauan, Senin (2/1) di Desa Tebing Tinggi Kecamatan Benai, masyarakat yang sawahnya terkena puso kembali menanaminya. Salah seorang petani yang ditemui Riau Pos mengaku sudah dua kali menanam ulang. ‘’Dua kali sawah kami kena banjir,’’ katanya.

Siswa Pulang Awal

Dari Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) dilaporkan, sejumlah siswa di tiga sekolah masing-masing SD Negeri 02 Rantaukopar, SD Negeri 03 Sekapas dan SMP Negeri 1 Rantaukopar, Kecamatan Rantaukopar, Kabupaten Rohil, terpaksa dipulangkan lebih awal. Pasalnya, ketiga sekolah itu masih terendam banjir.

‘’Senin ini adalah hari pertama masuk sekolah. Hasil pantauan dan pengecekan langsung, masih ada beberapa sekolah yang terendam. Umumnya di daerah aliran sungai. Alasannya, mengganggu kelancaran proses belajar mengajar dan keamanan. Kondisi air seperti ini, sangat riskan bagi keselamatan anak-anak yang masih kecil,’’ kata Camat Rantaukopar, M Nasir.

Dijelaskannya, hasil pantauan di lapangan, genangan air yang telah merendami beberapa rumah penduduk, belakangan sudah mulai surut. ‘’Rumah yang kemarin terendam, sekarang sudah tidak. Hanya, kalau yang di daerah aliran sungai, airnya masih bertahan,’’ ujar Nasir.

Kondisi banjir di wilayah Kecamatan Pujud seperti di Kepenghuluan Airhitam, belakangan sudah jauh berkurang. Para siswa sebagian sudah mulai belajar di hari pertama masuk sekolah setelah libur. ‘’Kalau di tempat kita air sudah surut,’’ kata Camat Pujud, Hasyim.

Menurutnya, sejumlah rumah yang terendam banjir seperti di Kepenghuluan Airhitam serta daerah lain, kini sudah timbul. ‘’Artinya, kalau kemarin air masuk ke dalam rumah, sekarang sudah tidak. Meski begitu, pantauan masih terus kita lakukan. Kita juga sudah mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan soal banjir,’’ kata Hasyim.

Camat Tanahputih, H Jabil Syamsuddin menjelaskan, kondisi air yang menggenangi di beberapa wilayahnya hingga kemarin masih bertahan. ‘’Asal jangan ada hujan. Kalau hujan, kemungkinan air bisa bertambah,’’ kata Jabil.

Gerak Cepat

Pemprov Riau mendesak kabupaten/kota bergerak cepat dalam penanggulangan banjir. Ini agar masyarakat yang tertimpa bencana dapat segera dicarikan solusi, baik jangka pendek maupun panjang.

Hanya, Pemprov belum dapat laporan dari kabupaten/kota terkait kondisi dan penanggulangan banjir yang dilakukan. Ini untuk menindaklanjuti baik dalam bentuk bantuan maupun dukungan lainnya. ‘’Kita terus berkoordinasi dengan kabupaten/kota untuk menentukan upaya yang dapat diberi bagi para korban banjir. Jika tak dapat diselesaikan di tingkat kabupaten/kota, dapat ke tingkat provinsi, bahkan pusat. Karena itu, kita perlu data dari daerah,’’ kata Wakil Gubernur Riau, Raja Mambang Mit.

Menurut Sekdaprov Riau, Wan Syamsir Yus, banjir kini hampir menyerang sebagian besar daerah di Indonesia. Untuk itu upaya antisipasi harus dilakukan berkelanjutan. Dia mengaku telah menginstruksikan Badan Penanggulangan Bencana untuk mendata lokasi yang jadi titik rawan banjir. Sehingga upaya penanggulangan dapat optimal dan tepat sasaran.

‘’Sebagian bantuan sudah disalurkan. Bahkan kita sudah berkoordinasi dengan Palang Merah Indonesia (PMI). Semua sudah dipersiapkan, mudah-mudahan dapat meringankan beban para korban,’’ terangnya.

Soal data bantuan yang diberi, dia mengaku tak tahu angka pasti. ‘’Jumlah keseluruhan kini masih didata. Yang jelas langkah nyata harus sudah dilakukan optimal,’’ imbuhnya.(bun/jps/sah/rio)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook