KAMPAR (RIAUPOS.CO) - Apa yang dikatakan orang dulu, baik dari Kementerian maupun masyarakat lainnya di Indonesia bahwa tanaman holtikultura seperti bawang tidak cocok di Kampar, ternyata salah.
Sebab sudah lebih dua tahun yang lalu sampai sekarang Kampar telah menghasilkan bawang merah.
Hal tersebut juga terlihat saat Bupati Kampar H Jefry Noer SH bersama bersama para anggota Diklat P4S Kubang Jaya dan tokoh mayarakat Kampar H Syafri Harun saat melakukan panen bawang merah di Lokasi P4S Kubang Jaya Siak Hulu, Sabtu (31/10).
‘’Semua ungkapan yang menyatakan bawang hanya bisa sukses di Pulau Jawa tidak lagi dikatakan benar sepenuhnya, karena di Kampar juga bisa bawang merah tumbuh.
Bahkan apabila dirawat dengan baik sejalan dengan pupuk yang bagus hasilnyapun bisa melebihi produksi dari yang dihasilkan di Brebes,” terang Jefry.
Jefry menambahkan, bahwa ke depan Kampar nantinya akan bisa swasembada bawang di Sumatera. Sebab, nantinya tanaman bawang di Kampar akan didukung melalui program terbaru Pemkab Kampar yakni Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi (RTMPE).
Pada 2015 ini sebanyak lebih kurang 1.200 RTMPE akan tesebar di seluruh kecamatan. Dimana dalam RTMPE tersebut selain terdapat enam ekor sapi, ayam petelor, ikan lele, juga terdapat kebun bawang seluas 200 meter dengan hasil selama 55 hari 1/5 ton.
Nah, apabila setiap RTMPE sudah menghasilkan 1/5 ton saja, maka setiap selama 55 hari di Kampar akan memnghasilkan bawang lebih kurang 6 ribu/ton. Apabila sudah menghasilkan bawang merah 6 ribu ton/bulannya otomatis Kampar akan bisa menyuplai ke daerah lain minimal daerah Sumatera.
Ditambahkannya, syarat bawang merah bisa tumbuh baik keasaman tanah harus di atas pH 6. Selain itu selama 55 hari pemupukan dilakukan cuma sebanyak 3 kali serta disirat secara teratur setiap saat melihat situasi cuaca.
Dengan demikian insyaAllah bawang yang ditanam sesuai seperti biasanya, dengan bibit 50 Kg akan menghasilkan 500 Kg.(adv/mal)