Laporan FADHLY, Bangko Pusako fadhly@riaupos.co
Sebagian areal pemukiman warga Dusun Balam Utara, Kepenghuluan Bangko Bakti, Kecamatan Bangko Pusako, Rohil digenangi lumpur sejak Ahad (27/10) lalu. Diduga lumpur berasal dari pengeboran sumur minyak 116 milik PT CPI yang berada di lingkungan tersebut.
‘’Kami lihat dari hasil laporan di kantor Bangko Camp Balam bahwa potensi minyak di lokasi over kapasitas, tekanan gas yang dikeluarkan bersama lumpur pun cukup besar dan tidak tertampung. Seharusnya pihak kontraktor sudah menyiapkan SOP kalau terjadi sesuatu di luar dugaan. Akibatnya lumpur yang tidak tertampung langsung mengalir ke pemukiman warga,” kata Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Rokan Hilir Bahtiar melalui Kepala Bidang Penataan Lingkungan Hidayat, Jumat (1/11).
Hidayat mengatakan pihak Bapedalda sendiri akan melakukan pemantauan ulang di lokasi sumur itu dan akan melihat kondisi terakhir aliran genangan lumpur yang membawa material lain, seperti minyak.
Menurut Hidayat, genangan lumpur yang berasal dari pengeboran sumur lama di lokasi pompa 116, rencananya oleh kontraktor akan dibuatkan dua katup untuk mengalirkan minyak ke pipa CPI, tapi diduga dalam pelaksanaan di lapangan tidak sesuai SOP hingga lumpur mengalir ke luar.
“Kami tetap meminta pihak CPI untuk membersihkan genangan lumpur tersebut sebagai upaya pemulihan dampak lingkungan. Kami juga akan lihat apakah lumpur yang mengalir ada membawa material lain. Kalau ada, pihak CPI harus segera menindaklanjutinya,” katanya.
Camat Bangko Pusako Sukardi juga mengharapkan pihak PT CPI melakukan ganti kerugian dan sebelumnya dilakukan pendataan di lapangan berapa unit rumah warga yang terkena lumpur akibat pengeboran minyak.
“Warga minta adalah semacam kompensasi dari PT Chevron akibat genangan lumpur ke rumah mereka yang jelas merugikan warga. Permintaan itu suatu hal yang wajar. Kami belum tahu sepenuhnya akibat yang ditimbulkan oleh genangan lumpur tersebut,” kata dia.
Manager Communication PT CPI Tiva Permata kepada wartawan mengatakan, puluhan rumah yang terkena lumpur yang terjadi di dekat area sumur minyak baru PT CPI merupakan tanah yang terbawa air hujan hingga masuk ke halaman rumah penduduk.
PT CPI dikatakannya akan bertanggung jawab atas dampak yang terjadi akibat pembangunan sumur baru di Balam. Pihaknya menunggu hasil audit dari Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Rohil guna pendataan nilai kerugian rumah yang terkena semburan lumpur.
Kejadian pecahnya pipa minyak CPI ini merupakan yang kedua kalinya terjadi dalam rentang satu tahun terakhir.
Sebelumnya pipa aliran minyak yang terletak di jalan lintas Kepenghuluan Pematang Ibul, Kecamatan Bangko Pusako juga pecah dengan menyemburkan minyak yang mengenai beberapa rumah warga di lokasi terdekat.
Semburan minyak juga mengenai tanaman dan hewan ternak warga.
Semburan itu juga mengenai beberapa warga yang langsung dilarikan ke Duri guna mendapatkan penanganan medis. Pihak CPI kemudian melakukan ganti rugi terhadap insiden tersebut.(fad)