PANGKALANKERINCI (RP)- Tidak adanya pembatasan jam operasional warung internet (warnet) di Pangkalan Kerinci telah membuat pengurus Lembaga Adat Melayu Pesisir (LAMP) Kabupaten Pelalawan menjadi khawatir.
Kekhawatiran itu cukup beralasan, karena warnet yang menyediakan beragam konten itu paling banyak dinikmati oleh kalangan pelajar. Akibatnya, pendidikan para generasi muda daerah ini menjadi terganggu.
Demikian disampaikan Ketua Umum LAM Pesisir Kabupaten Pelalawan HT Nahar SP MSi kepada Riau Pos, Kamis (31/10) di Pangkalankerinci.
“Ya, menuju visi Pelalawan menjadikan warganya beriman dan bertaqwa dan budaya Melayu tentu tidak akan tercapai jika generasi mudanya banyak menghabiskan waktu di belakang monitor game on line, PS serta beragam konten lain yang disajikan warnet hingga 24 jam. Kapan lagi waktu belajar bagi pelajar kita, karena sudah banyak tersita dengan hal sia-sia. Kalaupun ke sekolah sudah loyo dan tak semangat lagi,’’ terangnya.
Melihat kondisi ini pula, lanjut Tengku Nahar, pihak terkait, seperti Satpol PP, pihak sekolah, orang tua serta tokoh masyarakat harus melakukan tindakan nyata untuk menyelamatkan generasi muda dari pengaruh berbahaya dari kemajuan teknologi saat ini.
‘’Terus terang kita tidak bisa menolak kemajuan IT, namun paling tidak kita harus membatasinya. Dalam hal ini, peran orang tua, Satpol PP, Disdik juga para guru sangat besar. Satpol bisa saja mencabut izin atau memberlakukan jam operasional. Guru juga menyurati Satpol PP atau malah Satpol PP razia langsung secara rutin agar pelajar tidak terlalu jauh terbius di warnet dan fasilitas bermain lainnya hingga waktunya tersita di sana,” bebernya.(amn)