PEKANBARU (RP) - Setelah me-launching website Pusat Informasi Kebudayaan Melayu (PIKM), Rabu (31/10), Tenas Effendi Foundation (TEF) bersama Dinas Kebudayaan Seni dan Pariwisata (Disbudsenipar) Riau terus mengupayakan untuk mengedepankan kebudayaan Melayu.
Salah satu hal yang menjadi concern guna mewujudkan visi Riau 2020 tersebut adalah membangun Melayu itu sendiri dari masyarakat melalui pencitraan.
Ini dipaparkan dalam seminar Kamis (1/11) di Hotel Premiere, Pekanbaru yang diikuti kurang lebih 150 orang.
“Keinginan untuk menjadikan Riau sebagai pusat kebudayaan Melayu juga harus dibangun dengan pencitraan yang tepat. Maka dari seminar ini Hotel Premiere, Pekanbaru yang diikuti kurang lebih 150 orang.
“Keinginan untuk menjadikan Riau sebagai pusat kebudayaan Melayu juga harus dibangun dengan pencitraan yang tepat. Maka dari seminar ini kita harapkan bisa memaksimalkan pencapaian-pencapaian yang diharapkan,” ujar Kadisbudsenipar Riau, Said Syarifuddin menjawab Riau Pos di sela acara kemarin.
Melalui kegiatan yang digelar dua hari itu pula, lanjut Said diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran di seluruh lapisan masyarakat untuk terus mengembangkan kebudayaan Melayu.
Terlebih, katanya, Riau sekarang sudah punya website yang menghimpun seluruh informasi tentang budaya Melayu itu sendiri.
“Pencitraan positif yang diinformasikan diharapkan bisa tercapai dari pelaksanaan kegiatan. Sehingga kesadaran yang dimiliki setiap insan dalam dirinya untuk mengembangkan dan menjaga khasanah budaya melayu bisa berjalan dan diketahui khalayak,” lanjutnya.
Seminar bertajuk ‘’Membangun Pencitraan dan Kebudayaan Melayu’’ tersebut dihadiri berbagai pihak dari insan media, stakeholders kebudayaan dan instansi pariwisata yang ada di Pekanbaru.
Turut diberi kesempatan sebagai pembicara dari Riau, budayawan sekaligus Ketua LAM Riau, Al azhar, serta dari negara tetangga Malaysia, Prof Dato Latif, Silih Agung Luksesa dan dari dinas terkait, dalam hal ini Disbudsenipar, Said Syafruddin.(egp)