PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kepolisian Daerah (Polda) Riau menggelar upacara Korp Raport Kenaikan Pangkat, Jumat (1/7). Kegiatan yang dipimpin Kapolda Riau Irjen Pol Mohammad Iqbal ini digelar di halaman Mapolda Riau, Jalan Pattimura, Pekanbaru. Ada 749 personel yang mendapat kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi bertepatan pada hari peringatan ke-76 Bhayangkara.
Para personel penerima kenaikan pangkat, terdiri dari 14 perwira menengah, 21 perwira pertama, 665 bintara dan 22 tamtama. Para personel yang naik pangkat ini, 201 di antaranya berasal dari satua kerja Polda Riau. Sementara 549 orang lagi merupakan personel di jajaran Polresta/Polres.
Dalam prosesi upacara para perwakilan personel penerima kenaikan pangkat memberikan laporan secara langsung kepada Kapolda Riau yang berdiri di atas lantai podium. "Saya berpesan kepada kawan-kawan yang menerima kenaikan pangkat, bahwa pangkat itu kualifikasi. Pangkat melambangkan kompetensi. Saya bagi 2, yakni kompetensi kinerja dan akhlak," ujar Kapolda.
Dikatakannya, dengan kenaikan pangkat tersebut, para personel diharapkan mampu meningkatkan kinerja. Terutama dalam melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat. Tentunya hal itu berkaitan dengan pemeliharaan kamtibmas dan penegakan hukum yang berkeadilan. Ia mencontohkan, misalnya anggota Polri di bidang Reserse, maka selayaknya dia harus lebih menguasai peraturan perun]dang-undangan.
Juga dapat melihat masalah dengan perspektif helicopter view, bukan hanya melakukan penegakan hukum tekstual. "Kalau ada masyarakat mencuri sendal, atau sebiji durian, masuk unsur, mengambil barang milik orang lain dengan sengaja. Tapi dia harus lihat, karena dia sebagai polisi. Kenapa pelaku mengambil itu, oh ternyata sangat terdesak, butuh makan, ingin menghidupi keluarga. Itulah polisi, berkeadilan," jelasnya.
Kemudian, untuk petugas di bagian patroli, yang misalnya sebelumnya belum melakukan tugas secara maksimal, maka kedepan harus lebih baik dan berinovasi. Ia meminta agar seluruh petugas dapat turun ke masyarakat, memberikan sosialisasi dan imbauan. Menurut dia, bila 10 orang saja anggota Polri, Bintara atau Perwira Pertama melakukan imbauan humanis ke masyarakat setiap hari, maka sebulan 300 personel.
“Akan ada 300 orang setiap bulan yang melihat sosok polisi santun, humanis," tutur mantan Kadiv Humas Polri ini.
Begitupun personel di bagian staf. Diharapkan dia mampu membuat laporan yang lebih substansial. Bisa lebih memilih narasi yang progresif, dan meningkatkan kualitas dalam melakukan pekerjaan lainnya. Kata dia, apa yang disampaikan diatas baru sebatas kompetensi kinerja. Belum lagi kompetensi akhlak yang juga penting.
“Semakin hebat dia melewati dinamika organisasi dan kehidupan. Dia harus tahu bahwa prinsip ibadah harus dibalut kental dalam melakukan tugas-tugas kepolisian," pinta Irjen Iqbal.
Kapolda tidak ingin seorang anggota yang punya pangkat bagus, wawasan luas, tapi dia berlaku culas dan memeras. Ini akibat kurangnya kompetensi akhlak dalam diri anggota Polri tersebut. Begitu pun sebaliknya, seorang anggota Polri yang rajin ibadah, tapi dia malas dan wawasannya tidak beragam, maka pasti output kinerjanya tidak akan maksimal. "Jadi ini yang saya sampaikan, harus seimbang antara kompetensi kinerja dan akhlak," tuturnya.(nda)