PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pekerjaan baru setelah ambruknya bangunan intake sistem penyediaan air minum (SPAM) Dumai, Rohil, dan Bengkalis (Durolis) di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), masih menyisakan waktu sekitar satu bulan. Namun, sejauh ini progres pembangunan baru menyentuh angka 83 persen.
Demikian diungkapkan Kasi Penerangan Hukum dan Humas Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau, Muspidauan, Kamis (28/2) kemarin. Dia menyampaikan, Tim Pengawalan, Pengamanan Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D) Kejati Riau telah menerima progres pembangunan intake SPAM Durolis dari pejabat pembuat komitmen (PPK).
“Progres pembangunan itu, telah dilaporkan PPK ke kita secara lisan beberapa watu lalu,” ungkap Muspidauan.
Pada laporan tersebut, disebutkan Muspidauan, PPK menerangkan progres pekerjaan mencapai 83 persen. Angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan progres fisik pada akhir Desember 2018 lalu yakni 97 persen. Penurunan ini terjadi karena adanya peristiwa robohnya bagian atap intake pada Januari 2019.
“Waktu itu ada bagian bangunan roboh, kemudian dilakukan ulasan desain. Makanya dihitung kembali berapa volume yang layak diakui, jadi sekarang progresnya sudah 83 persen,” jelas Kasi Penkum dan Humas Kejati Riau.
Terhadap sisa pekerjaan yang tertinggal sekitar 17 persen, mantan Kasi Datun Kejari Pekanbaru itu mengungkapkan, akan terselesaikan menjelang berakhirnya masa kerja pembangunan proyek di Kabupaten Rohil tersebut. “PPK menyampaikan, rekanan optimis menyelesaikan pembangunan tepat waktu,” pungkas Muspidauan.
Sebelumnya, pembangunan SPAM Durolis merupakan proyek strategis untuk melayani kebutuhan air minum tiga kabupaten/kota di Riau, menelan anggaran sebesar Rp623 miliar. Di mana dana tersebut bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Rohil, APBD Provinsi Riau dan APBN Pusat.
Pekerjaan fisik kegiatan tersebut telah dimulai sejak 2017 lalu, ditargetkan dapat dimanfaatkan pada 2019. Namun, hal itu tidak terwujud. Pasalnya pihak rekanan tidak mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang ditetapkan, meskipun pengerjaan proyek dikawal oleh TP4D Kejati Riau.
Bahkan, pada Jumat (4/1) lalu, intake SPAM Durolis yang dikerjakan PT MA yang berada sekitaran pinggiran Sungai Rokan, Kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan diketahui roboh. Bagian yang ambruk yakni, pada bagian atap intake senilai Rp675,3 juta.
Akibat robohnya struktur atap rumah pompa tersebut, tim dari pusat yang terdiri dari Inspektorat Jenderal, Puslitbang Air, Bina Konstruksi, serta Pusat Air Tanah dan Air Baku Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan kajian teknis. Dalam tim itu, ada juga individual konsultan dari Institut Teknologi Bandung dan Dinas PUPR Riau.
Atas kondisi itu, pihak rekanan diberi waktu tambahan selama 90 hari untuk menyelesaikan pekerjaannya, dan membangun kembali intake yang sempat roboh itu. Hal itu sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor : 243/PMK.05/2015 tentang Perubahan atas PMK Nomor: 194/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Anggaran dalam Penyelesaian Pekerjaan yang Tidak Terselesaikan sampai dengan akhir tahun anggaran.
Untuk diketahui, dalam pelaksanaan pembangunan SPAM Durolis, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rohil telah menyiapkan sedikitnya Rp34 miliar dana untuk pelaksanaan pembangunan tahap I dari 4 tahap yang direncanakan untuk pemasangan jaringan distribusi pembagi (JDP) sambungan ke rumah-rumah masyarakat.
Sementara itu, Provinsi Riau melalui Dinas PUPR di 2017, menganggarkan pembangunan jaringan distribusi utama Tanah Putih Tanjung Melawan senilai Rp50.095.430.000. Kegiatan itu dimenangkan oleh PT Risa Lisca asal Jakarta Pusat dengan nilai kontrak Rp48.370.810.000 dan Konsultan Pengawas PT Riau Multi Cipta Dimensi Rp677.495.000.
Lalu di 2018, Dinas PUPR Riau kembali menganggarkan pembangunan jaringan distribusi utama dari Boostar Kabupaten Rohil ke Kota Dumai senilai Rp20.000.000.000. Di mana dimenangkan PT Sangkuriang Karya Semesta beralamat di Bandung dengan nilai kontrak Rp17.537.700.796, dan Konsultan Pengawas CV Adhitama Karya Rp239.118.000.
Selanjutnya, pembangunan jaringan distribusi utama dari Booster Kabupaten Rohil ke Kabupaten Bengkalis yang dimenangkan PT Shapa Abadi beralamat di Pekanbaru dengan nilai kontrak Rp12.579.863.000 dan Konsultan Pengawas PT Wandra Cipta Engineering Consultant Rp150.290.000.(rir)