363 Hotspot Kepung Riau

Riau | Kamis, 02 Februari 2012 - 09:33 WIB

Laporan DESRIANDI CHANDRA, Pekanbaru

Kabut asap mulai mengepung Riau satu pekan terakhir ini.  Beruntung hujan kemarin menjadikan beberapa titik berkurang. Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Riau mencatat, hingga akhir Januari 2012 sebanyak 363 titik panas (hot spot) terpantau di Riau.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Riau melalui Kasubid Pengendalian Kerusakan Ekosistem Darat, Ir Manipol Ginting MSi kepada Riau Pos, Rabu (1/2) mengatakan, hotspot sebanyak 363 titik tersebut tersebar di seluruh kabupaten/kota di Riau.

Kabupaten Pelalawan tercatat paling banyak ditemukan titik panas. Berdasarkan pantauan satelit NOAA 18, terpantau sebanyak 97 hotspot. Selanjutnya, Kabupaten Inhil 64 hotspot, Inhu sebanyak 48 hotspot, Bengkalis sebanyak 40 hotspot, Dumai dan Kampar masing-masing 22 hotspot, Siak 21 hotspot, Kuansing 20 hotspot, Rohul 15 hotspot, Rohil 14 hotspot dan Pekanbaru nol hotspot.

“Ini hasil pantauan satelit NOAA 18 yang kita olah datanya, untuk per Januari 2012,” jelas Manipol.

Sementara per 31 Januari 2012, hanya ditemukan empat hotspot, yakni Kampar dan Kuansing masing-masing satu hotspot dan Pelalawan dua hotspot.

Dari jumlah tersebut, hotspot paling banyak kategori HTI dengan 98 hotspot, areal perkebunan sebanyak 57 hotspot, eks HPH sebanyak 37 hotspot, APL (Alokasi Penggunaan Lainnya) 171 hotspot.

Hasil ini disampaikan BLH Riau ke seluruh kabupaten/kota di Riau. Manipol tak menapik kalau perubahan cuaca dari musim hujan ke musim panas, salah satu yang gejala yang muncul di Riau banyaknya temuan hotspot. Ini disebabkan karena perilaku masyarakat atau pihak kelompok masyarakat bahkan perusahaan yang melakukan pembukaan lahan dengan cara melakukan pembakaran hutan dan lahan.

Untuk meminimalisir munculnya hotspot di Riau, BLH selalu melakukan himbauan melalui sosialisasi pada masyarakat biasa maupun masyarakat peduli api secara langsung ke lapangan maupun melalui media massa elektronik dan cetak, agar tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar hutan dan lahan.  

Ini pun ditegaskan Kabid Pengendalian Kerusakan Ekosistem dan Darat Drs H Martin MR. “Tapi untuk hari kemarin, angka hotspot Riau hanya ditemukan empat titik yakni Kampar dan Kuansing masing-masing satu titik dan Pelalawan dua titik,” ujarnya.

Namun untuk kabut asap yang mulai menyelimuti Riau, Martin mengatakan kalau asap yang mulai menyelimuti Riau belum tentu disebabkan hotspot yang ditemukan di Riau. Bisa saja, kabut asap yang mulai menyelimuti Riau saat ini, merupakan kabut asap kiriman dari Provinsi tetangga melalui pusaran angin sebagai media membawanya ke Riau. Apalagi, menurut analisasi BMKG yang diterima BLH Riau, Riau termasuk daerah pusaran angin.

BLH Riau tidak tinggal diam dengan persoalan hotspot dan asap. BLH Riau selalu melakukan sosialisasi pada masyarakat, agar ketika musim panas tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar.(muh)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook