Ade juga mengaku sudah melaporkan kondisi itu kepada Pemerintah Pusat dan Provinsi Riau. Diakui juga bahwa Diskes tidak menganggarkan biaya perawatan terhadap kapal tersebut. “Jenis mesin yang melekat pada kapal tersebut adalah mesin mercuri. Bukan mesin tempel seperti kapal speed boad lainnya. Makanya kita kesulitan mencari teknisi yang akan memperbaikinya, termasuk SDM yang mengoperasikannya,” akunya.
Ade mengaku saat ini pihaknya hanya menjaga kapal itu saja agar tidak hilang. Soal masa depan kapal yang masih bertuliskan Puskesmas Keliling itu diserahkan sepenuhnya ke Pemerintah Pusat dan Provinsi Riau.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Andra Sjafril melalui sekretarisnya dr Yohanes MSi membenarkan kapal itu dari APBD 2011. Diceritakannya bahwa pihaknya memang meminta kepada pusat agar membantu mengadakan fasilitas kesehatan tersebut. Karena pada waktu itu Kepulauan Meranti baru berdiri jadi kabupaten.
“Waktu itu saya di Perencanaan Diskes Provinsi. Kapal itu dibuat di Tanjungpinang. Setelah diserahkan saya tak tahu lagi ceritanya,” ungkapnya.