KASUS COVID-19 DI RIAU MAKIN LIAR

Perlu Kolaborasi Kendalikan Penularan

Riau | Sabtu, 19 September 2020 - 10:50 WIB

Perlu Kolaborasi Kendalikan Penularan
ILUSTRASI (DOK.RIAUPOS)

Sebut Sudah Persiapkan sejak Januari

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melalui Dinas Kesehatan menyebut bahwa persiapan dalam hal pencegahan dan penanganan Covid-19 sudah jauh-jauh hari dilakukan. Bahkan sejak Januari, atau dua bulan sebelum virus tersebut pertama ditemukan di Indonesia.


Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, sejak kemunculan virus tersebut pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina, pihaknya sadar bahwa kemungkinan virus tersebut akan sampai ke Riau ada. Pasalnya Riau memiliki penerbangan internasional yang penumpangnya banyak berasal dari Cina.

"Sejak Covid-19 mulai ditemukan di Wuhan, kami bersama dengan dinas kesehatan kabupaten/kota termasuk pihak bandara dan pelabuhan sudah langsung melakukan antisipasi mengecek penumpang yang datang dari luar negeri. Baik yang menggunakan jalur laut hingga udara. Persiapan itu kami lakukan di Januari," ujar Kadiskes.

Dikatakan Mimi, pengecekan penumpang tersebut yakni dengan menempatkan alat pemindai suhu tubuh. Karena, pada awalnya untuk mendeteksi orang yang terinfeksi virus tersebut adalah dari suhu tubuh yang tinggi.

"Di Februari, kami kemudian membentuk tim terpadu kesiagaan penanggulangan infeksi virus corona. Terdiri dari kepala dinas kesehatan dan direktur rumah sakit," sebutnya.

Pada Maret, pihaknya kemudian langsung mempersiapkan peralatan penanganan pasien. Karena penyakit tersebut hampir sama seperti pasien flu burung. Karena sebelumnya juga sudah dipersiapkan penanganan pasien flu burung, maka peralatan yang ada seperti APD yang lama dipersiapkan kembali.

"Kemudian ditunjuk tiga rumah sakit di Riau, sebagai rujukan utama pasien Covid-19. Meskipun belum ada pasien positif saat itu, Gubernur Riau memerintahkan untuk penambahan 48 rumah rumah sakit rujukan sebagai bentuk antisipasi," ujarnya.

Setelah ditemukan kasus pasien positif Covid-19 pertama di Riau yakni pada 13 Maret. Pemerintah Provinsi Riau lebih ekstra lagi dalam hal pencegahan Covid-19, bahkan Pemprov Riau sempat menghentikan sementara penerbangan internasional dari Malaysia dan Singapura.

"Pada masa awal-awal dulu, penyebaran Covid-19 di Riau masih sangat bisa dikendalikan. Namun setelah masa PSBB selesai, dilanjutkan dengan new normal kemudian banyak libur panjang seperti Idulfitri dan Iduladha, angka penambahan pasien positif terus melonjak," sebutnya.

Di tengah kondisi tersebut, Pemprov Riau kembali mengambil kebijakan dengan mengeluarkan beberapa aturan untuk mendisiplinkan masyarakat. Seperti dalam bentuk imbauan-imbauan hingga sanksi melalui peraturan gubernur. Termasuk membeli alat uji sampel swab untuk mempercepat pemeriksaan sampel swab pasien suspect.

"Namun aturan yang sudah dibuat terpulang kepada masyarakat, apakah akan dipatuhi atau hanya dilihat saja. Menghentikan penyebaran Covid-19 ini harus dilakukan bersama, caranya dengan menerapkan protokol kesehatan," ajaknya.

Bertambah 29 Kasus, 20 Pasien Sembuh

Kasus Covid-19 di Kota Dumai tampaknya belum menunjukkan penurunan kasus. Penyakit yang disebabkan virus corona itu semakin masif menyebar di Kota Dumai. Bahkan hampir setiap hari puluhan masyarakat terpapar virus corona. Virus corona tidak menyerang siapa saja. Buktinya pada, Jumat (18/9)  ada dua balita berumur 1 tahun yang juga tertular virus corona dari orang tua mereka masing-masing yang terlebih dahulu terpapar.

"Ada 29 kasus tambahan, dua di antar mereka merupakan balita berumur 1 tahun," ujar Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Dumai dr Syaiful.

Ia mengatakan dari 29 tersebut 20 pasien merupakan hasil tracing kontak erat pasien positif Covid-19 sebelumnya.

"9 orang merupakan suspek dan belum diketahui mereka tertular dari mana," terangnya.

Selain penambahan, ada 20 pasien positif Covid-19 yang dinyatakan sembuh karena hasil swab terakhir mereka sudah negatif.

"Namun mereka tetap harus menjalani Isolasi mandiri minimal 10 hari," ujarnya.

Dengan demikian, kasus positif Covid-19 di Kota Dumai sudah mencapai 494 kasus dengan rincian 253 isolasi mandiri, 61 isolasi di rumah sakit, 170 pasien sembuh dan 10 orang meninggal. "Angka kesembuhan kita masih di bawah 50 persen, jauh dari angka kesembuhan nasional, ini yang kami khawatir," terangnya.

Sementara itu Wali Kota Dumai Zulkfli As mengatakan Dumai agar segera memiliki alat test PCR sendiri. "Oleh karena panjangnya rentang waktu pengujian specimen pasien Covid-19 di Pekanbaru, bersama seluruh pihak yang terlibat dalam gugus tugas Covid-19 Kota Dumai, bersepakat untuk mengusulkan agar Pemko Dumai membeli alat tes PCR sendiri. Dengan harapan agar, hasil pengujian speciment atas warga yang di uji swab dapat segera keluar dengan cepat dan ringkas," terangnya. Ia mengatakan dirinya sudah mendisposisi usulan untuk pembelian alat tersebut.  "Semoga dengan alat yang kita miliki sendiri nantinya dapat memberikan kepastian waktu, kecepatan hasil dan semakin ringkas nya usaha kita dalam mendeteksi masyarakat kita yang terkonfirmasi positif Covid-19," terangnya.

Rohul Tambah Lima
Kasus Baru

Kasus pasien terkofirmasi positif Covid- 19 di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Jumat (18/9) ada penambahan 5 (lima) kasus baru, dari hasil pemeriksaan swab yang dilakukan Tim Analis Dinas Kesehatan Kabupaten Rohul terhadap 165 orang yang terdata dari tracing kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif sebelumnya.

Pemeriksaan swab terhadap 165 orang tersebut dilakukan di Kantor Badan Pengelolaan Kuangan dan Aset Daerah (BPKAD), Polres Rohul dan Puskesmas Tambusai Utara, Selasa (15/9) lalu. Terdatanya 165 orang yang dilakukan pemeriksaan swab, merupakan dari tracing kontak dengan pasien Covid- 19 sebelumnya, salah satunya seorang ASN yang bertugas di Kantor BPKAD Rohul.

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook