Kondisi itu memang biasa terjadi. Sebab masyarakat Tionghoa sejak dinihari hingga Subuh melakukan ritual ibadah di rumahnya masing-masing. Kemudian pada pagi hari dilanjutkan dengan melakukan ibadah di kelenteng atau vihara.
Sekretaris Yayasan Sosial Umat Beragama Budha (YSUBB) Tjuan An menginformasikan masyarakat Tionghoa sudah mulai datang ke kelenteng pada malam hari di vihara untuk beribadah.
Kemudian dilanjutkan pada tengah malam atau dinihari melakukan sembahyang di rumahnya masing-masing-masing. Setelah itu pagi hari melakukan ibadah di vihara atau kelenteng yang ada di Kota Selatpanjang. “Jadi sejak malam menjelang Imlek toko sudah banyak yang tutup. Apalagi saat Imlek hari pertama, masyarakat Tionghoa melakukan sembahyang di kelenteng,” sebutnya.
Saat Imlek pertama selain melakukan ibadah sembahyang di kelenteng, juga masyarakat Tionghoa akan mengunjungi sanak famili untuk bersilaturahmi. “Kita akan saling bersilaturahmi pada Imlek pertama. Sama halnya seperti umat muslim saat hari raya,” sebutnya.